Senin 10 Feb 2020 10:16 WIB

Panen Jagung Petani Flores Turun Akibat Hama Ulat

Masa panen jagung petani Flores dimulai 15 April, dipastikan tidak maksimal.

Red: Friska Yolanda
Fall Armyworm (Ulat Grayak Jagung).
Foto: FAO
Fall Armyworm (Ulat Grayak Jagung).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sejumlah petani di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, menyebut hasil panen jagung mereka untuk musim panen kali ini menurun akibat ulat grayak yang menyerang tanaman jagung di daerah setempat. Masa panen akan dimulai 15 April, tetapi dipastikan tidak maksimal.

“Hasil jagung kami kali ini pasti menurun dari target karena memang kondisi sekarang banyak tanaman rusak akibat terserang ulat grayak,” kata Kamilus Tupen, seorang petani di Desa Tuwagetobi, Kecamatan Witihama, Flores Timur, kepada Antara, Senin (10/2).

Dia mengatakan masa panen tanaman jagung di daerah itu akan dimulai sekitar 15 April. Akan tetapi, panen itu dipastikan tidak mencapai target seperti biasanya. 

Untuk satu hektare tanaman jagung, lanjut dia, ditargetkan menghasilkan delapan ton jagung. Dengan kondisi serangan ulat grayak saat ini maka target tersebut tidak bisa tercapai.