REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rizkyan Adiyudha, Ali Mansur
Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi, Gibran Rakabuming Raka melanjutkan niatnya menjadi bakal calon wali kota Surakarta lewat jalur PDI Peruangan (PDIP). Pada hari ini, Gibran menjalani uji kelayakan di kantor DPP PDIP, Jakarta.
Berdasarkan pantauan di lapangan, Gibran tiba di kantor DPP PDIP sekitar pukul 13.00 WIB. Dia tiba menggunakan Inova hitam bernomor polisi B 1024 RFQ. Mengenakan seragam partai berwarna merah, Gibran langsung masuk tanpa menyapa awak media yang sudah menunggu kedatangannya.
Dia hanya melambaikan tangan setiba di lobi kantor DPP partai.Ketua DPP Badan Pemenangan Pemilu (Bapillu) PDIP Bambang Wuryanto mengatakan, uji kelayakan merupakan proses standar yang harus dijalani semua bakal calon kepala daerah dari PDIP.
"Bukan hanya Solo yang dipanggil fit and proper di DPP. Banyak wilayah lain. Tak ada yang spesial. Proses equal treatment," kata Bambang.
Sejumlah elite politik PDIP memang mendatangi kantor DPP partai. Bakal calon wali kota Surakarta lainnya, Achmad Purnomo juga telah tiba di DPP PDIP. Begitu juga dengan Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristiyanto.
Hasto mengatakan, Gibran akan ditanyai seputar kepemimpinan kepala daerah dalam uji kelayakan kali ini. Dia mengatakan, PDIP berpandangan mengingat bahwa Solo merupakan basis banteng dan juga tempat lahir Presiden Joko Widodo.
"Komitmen di dalam menjalankan kepemimpinan sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah dan juga tentu saja aspek-aspek leadership itu sangat penting tetapi juga konsepsi," kata Hasto saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (10/2).
Hasto mengatakan, uji kelayakan bakal calon wali kota Suralarta ini bakal melibatkan Ketua DPR Puan Maharani dan juga Ketua DPP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat. Hasto mengatakan, Djarot sengaja dihadirkan mengingat pengalaman kepemimpinnanya sebagai kepala daerah di tingkat pusat dan daerah sebanyak dua periode.
"Pak Djarot Saiful Hidayat memang punya pengalaman luas sebagai wali kota dua periode sebagai anggota DPR, sebagai wakil gubernur dan gubernur," kata Hasto lagi.
Mantan sekretaris tim pemenangan presiden Joko Widodo ini mengungkapkan, DPP nantinya akan melihat banyak faktor sebelum memutuskan claon kepala daerah yamg mereja usung. Di antaranya aspek aspirasi dari seluruh masyarakat yang dilihat melalui survei, kepemimpinan, dan juga komitmen di dalam membangun kota Surakarta.
Hasto mengakui, uji kelayakan yang dilakukan kali ini hanya untuk calon kepala daerah di Surakarta. Selain Gibran, memang terlihat juga Achmad Purnomo yang juga mencalonkan diri melalui PDIP.
Hasto mengatakan, pertimbangan matang diperlukan di Surakarta mengingat wilayah tersebut merupakan daerah yang penting dan strategis bagi PDIP. Dia lanjutkan, Surakarta juga merupakan kandang Banteng yang memiliki suara militan bagi partai.
"Di situ merupakan die hard-nya banteng di Jawa Tengah dan Indonesia. Sehingga hal ini dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai juga dengan mekanisme partai," katanya.
Seperti diketahui, pelaksanaan pemungutan suara Pilkada 2020 direncanakan digelar secara serentak pada September nanti. Total daerah yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah serentak sebanyak 270 daerah dengan rincian sembilan provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota.
Bakal Calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka tiba di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta, Senin (10/2/2020).
Belum aman
Meski Partai Gerindra, Golkar, dan Golkar siap mendukung tapi langkah Gibran Rakabuming masih belum di pemilihan kepala daerah (pilkada) Solo. Putra Presiden Jokoi tersebut harus bisa menyakinkan PDI Perjuangan untuk memberikan dukungan kepada dirinya jika ingin langkahnya mulus.
"Adanya Demokrat, Gerindra dan Golkar yang diberitakan siap mendukung Gibran di Pilkada Solo belum cukup untuk memuluskan majunya Gibra menjadi calon wali kota," ujar Direktur Riset Median Ade Irfan Abdurahman, saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (9/2).
Sebab, kata Ade, dari ketiga partai yang diberitakan mendukung Gibran, baru terkumpul enam kursi. Perinciannya, Gerindra hanya memiliki tiga kursi, Golkar tiga kursi dan Demokrat tak punya kursi.
Adapun, Pilkada Kota Solo menyaratkan minimal sembilan kursi bagi partai atau gabungan partai yang ingin mengusung calon. Sehingga, Gibran masih perlu tambahan tiga kursi untuk memuluskan langkahnya.
"Kursi DPRD Kota Solo, PDI Perjuangan 30, PKS lima, Gerindra tiga, Golkar tiga, PAN tiga, PSI satu. Jadi, dengan hanya dukungan Demokrat, Gerindra, dan Golkar tidak mungkin hanya akan ada calon tunggal (hanya Gibran), justru Gibran masih butuh kursi dari partai lainnya," terang Ade.
Maka dengan demikian, Ade berpendapat bahwa PDI Perjuangan menjadi penentu. Mengingat, PDI Perjuangan memiliki 30 kursi dari total 45 kursi di DPRD Kota Solo.
Artinya, siapapun yang didukung PDIP menjadi calon wali kota Solo akan otomatis memenuhi syarat KPU. Jadi, tinggal menunggu kemana arah dan dukungan PDIP pada Pilkada Kota Solo Mendatang.
Menurut Ade, ada dua calon yang mungkin didukung PDIP. Yaitu antara incumbent Achmad Purnomo dan Gibran. Karena itu, pertarungan sebenarnya terjadi di Internal PDIP. Siapa pun yang akhirnya dapat dukungan PDIP sudah memangkan setengah pertarungan.
"Jadi menarik bagi yang kalah di internal. Apakah akan maju menggunakan kursi dari parpol lain dan melawan hegemoni PDI Perjuangan, atau memilih mundur dari pertarungan," tuturnya.
Lebih lanjut, Ade Irfan mengatakan, andai Gibran maju dengan dukungan dari partai selain PDIP tentu akan menjadi ujian tersendiri bagi soliditas dan hegemoni PDIP di Kota Solo. "Apakah konstituen akan ikut pilihan struktural partai atau justru memilih kader kultural PDI Perjuangan yang tidak didukung oleh partainya sendiri," kata Ade Irfan.
Gibran Ikut Jejak Ayah