REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir melakukan pertemuan tertutup di Yogyakarta. Pertemuan membahas perkembangan global, khususnya perjuangan memerdekakan Palestina.
Ditemui usai pertemuan, Retno yang didampingi Haedar mengatakan, ini menjadi silaturahmi yang rutin dilakukan untuk membahas kepentingan rumah Indonesia. Retno membenarkan pertemuan mayoritas membahas perjuangan memerdekaan Palestina.
"Saya menjelaskan mengenai perkembangan Palestina, konsistensi diplomasi Indonesia dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina," kata Retno di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (12/2).
Ia menekankan, Indonesia dan Tunisia memang menjadi pengusung pertemuan Palestina dan Dewan Keamanan Persekutuan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) agar dapat dilaksanakan. Retno berharap, pertemuan memberikan hasil yang positif.
"Kita terus berjuang, perjuangan ini bukan perjuangan yang panjang tapi yang penting kita terus berjuang, dan Indonesia tentunya harus didukung negara-negara lain, termasuk negara-negara Arab dalam perjuangan ini," ujar Retno.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir menuturkan, Menlu telah menegaskan dukungan penuh perjuangan Indonesia untuk Palestina dan mencari penyelesaian yang membawa perdamaian abadi. Muhammadiyah memberikan dukungan terkait itu.
"Muhammadiyah dengan masyarakat Islam Indonesia yang termasuk negara Muslim terbesar itu mendukung sepenuhnya langkah-langkah Indonesia di kancah internasional untuk memperjuangkan hak bangsa Palestina," kata Haedar.
Selain itu, meskipun Menlu dan Presiden RI representatif negara, ia berharap DPR memperjuangkan dan mendukung langkah-langkah ini ke kancah internasional. Sehingga, ikut berjuang di kancah parlemen dunia mendukung langkah Indonesia.
Ia menilai, tidak ada negara yang paling konsisten memperjuangkan bangsa Palestina kecuali Indonesia. Haedar turut berharap negara-negara Arab semakin solid, untuk mendukung perjuangan Palestina dan bersama Indonesia berjuang di PBB.
"Ini penting karena kita punya landasan konstitusi yang sangat kuat bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, kita punya pengalaman menjadi negara dan bangsa yang dijajah, saya pikir ini kepentingan seluruh dunia," ujar Haedar.
Ia meyakini, negara-negara besar turut memiliki kepentingan dengan stabilitas dan solusi yang terbaik untuk Palestina. Sebab, kemerdekaan Palestina akan sekaligus menyangkut stabilitas dan perdamaian global.