Kamis 13 Feb 2020 21:01 WIB

MUI Belitung Imbau Umat tak Rayakan Valentine Day

Kasih sayang harus senantiasa dibangun setiap hari bukan pada momen tertentu saja.

Larangan merayakan valentine
Larangan merayakan valentine

REPUBLIKA.CO.ID,SUNGAILIAT -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengimbau umat Islam di daerah itu agar tidak merayakan hari kasih sayang atau Valentine Day karena bukan bagian dari kebudayaan Islam.

"Di dalam Islam tidak mengenal waktu atau zaman tertentu yang berkaitan dengan hari kasih sayang. Karena setiap saat kita harus membangun kasih sayang itu," kata Sekretaris MUI Belitung, Ramansyah di Tanjung Pandan, Kamis (13/2).

Ia mengatakan, hari kasih sayang atau Valentine Day yang dirayakan pada tanggal 14 Februari kerap disalah artikan oleh kaum muda-mudi dengan hal-hal yang negatif. "Karena perayaan itu merupakan kebudayaan barat yang terkadang tidak seiring atau sejalan dengan kaidah-kaidah agama terutama kaidah Islam," ujarnya.

Ramansyah menambahkan, dalam ajaran Islam rasa kasih sayang harus senantiasa dibangun setiap hari bukan pada saat momen tertentu saja. Bahkan dalam Hadis disebutkan barang siapa yang menyayangi semua apa yang ada di bumi, maka semua yang ada di langit juga akan ikut menyayangi.

"Maka kita dianjurkan untuk senantiasa berkasih sayang atau kaitan dengan silaturrahmi maka orang yang memutus tali silaturrahmi maka tidak akan masuk surga," katanya.

Ia mengimbau agar para orang tua senantiasa mengawasi anaknya jangan sampai peringatan hari kasih sayang tesebut menimbulkan negatif."Kami minta orang tua dan masyarakat sama-sama.memonitorlah," ujarnya.

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement