Jumat 14 Feb 2020 02:41 WIB

Polisi Hong Kong Buru Pencuri Masker N95

Kekurangan masker wajah di Hong Kong berada pada tahap kritis.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nora Azizah
Kekurangan masker wajah di Hong Kong berada pada tahap kritis (Foto: Penanganan medis virus corona di China)
Foto: ist
Kekurangan masker wajah di Hong Kong berada pada tahap kritis (Foto: Penanganan medis virus corona di China)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kekurangan masker wajah di Hong Kong berada pada tahap kritis. Orang-orang bersedian melakukan kejahatan untuk mendapatkan barang penting saat wabah virus corona baru, COVID-19.

Seperti yang dilansir dari Malay Mail, Jumat (14/2), polisi Hong Kong mengumumkan peningkatan peringatan keamanan di Facebook setelah dua pria masuk ke mobil dan membawa delapan kotak berisi 160 lembar masker N95. Dari rekaman CCTV polisi telah berhasil menangkap satu tersangka di Choi Yuen Estate, Sheung Shui dan mengidentifikasi pelaku lain yang masih belum ditangkap.

Baca Juga

Dengah lonjakan permintaan masker wajah, polisi juga mengeluarkan pengingat agar mereka yang memiliki barang-barang tersebut untuk waspada. Sementara itu, Hong Kong memperpanjang liburan sekolah hingga 16 Maret.

Pegawai negeri juga diizinkan bekerja dari rumah hingga 23 Februari untuk mnegurangi risiko penyebaran virus corona. Menteri Pendidikan Kevin Yeung mengatakan murid-murid sekolah menengah dan sekolah dasar akan kembali belajar pada pertengahan Maret.

Sebelumnya pemerintah menetapkan hari libur sekolah hingga 2 Maret. Keputusan ini diambil ketika China mengumumkan kenaikan angka kematian akibat virus corona.

“Menghindari pertemuan publik adalah strategi untuk mencegah dan mengendalikan epidemi,” ujar Yeung.

Hingga kini, Hong Kong mengonfirmasi 50 kasus dan satu kematian akibat virus corona. Wabah itu membuat sejumlah sekolah di Hong Kong beralih dengan metode pembelajaran secara daring melalui panggilan video. Para murid tetap diberikan tugas harian maupun mingguan.

Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam telah menutup sejumlah perbatasan dengan China daratan. Lam mengatakan pihaknya tidak akan menutup seluruh perbatasan.

Sebab, akan menimbulkan diskriminatif. Sedangkan warga mendesak pemerintah untuk menutup seluruh perbatasan tanpa terkecuali.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement