REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Sebagian besar apotek di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengalami kekosongan stok masker sejak tiga pekan terakhir imbas merebaknya wabah virus Covid-19 di China.
"Langkanya masker jenis Diapro sudah terjadi sejak tiga pekan terakhir atau sejak ramainya virus Covid-19. Tidak hanya langka, harga masker mengalami kenaikan," kata Nurhasan (38 tahun) pemilik apotek di Jalan Pasirgede Raya, Cianjur, Jumat (14/2).
Ia menjelaskan, biasanya per boks masker dijual dengan harga Rp 25 ribu kini melambung menjadi Rp 100 ribu sampai Rp 120 ribu per boks yang berisi 100 buah masker karena barang yang dipasok dari agen kehabisan jatah dari pabrik yang memproduksi masker.
"Sebagian besar stok masker yang ada langsung diborong pabrik yang memiliki karyawan yang jumlahnya mencapai ribuan. Sejak merebaknya virus Covid-19 banyak pabrik yang mencari masker untuk dibagikan pada karyawannya," kata Hasan.
Bahkan, kata dia, banyak warga atau perorangan yang membeli masker langsung satu bok sejak tiga pekan terakhir. "Perorangan juga banyak, mungkin untuk jaga-jaga karena saya tidak menanyakan untuk apa," katanya.
Terkait langkanya masker di pasaran, tidak berpengaruh besar terhadap pemasukan karena selama ini, ia tidak terlalu banyak menyimpan stok masker karena lebih fokus menjual obat-obatan. "Pengaruhnya tidak besar, namun kami terpaksa menolak permintaan pembeli karena tidak memiliki stok. Harapan kami kembali normal seperti biasa stok ada dan ketika dibutuhkan kami memiliki barangnya," kata Hasan.
Hal senada terucap dari Sri, pengelola apotek di Jalan Muwardi, Cianjur. Sejak tiga pekan terakhir ia tidak memiliki stok masker yang sempat disimpan satu dus besar setiap bulan.
Bahkan, diakuinya sebagian besar apotek lain yang didatangi mengalami hal yang sama, yakni mereka tidak memiliki stok sama sekali sejak satu bulan terakhir. "Sudah tiga pekan terakhir stok masker kosong, kami banyak mendapat pesanan dari pabrik dan perorangan. Namun sampai hari ini, stok yang sudah dipesan belum juga datang," kata Sri.