REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Rui Pinto mendadak terkenal setelah Manchester City diganjar sanksi oleh UEFA. Pinto ialah whistleblower yang membongkar segala kecurangan finansial yang dilakukan manajemen City.
Pinto menyebut otoritas hukum khawatir akan apa yang diketahuinya. Sehingga, ia berusaha mengingat dan mencatat segala informasi yang pernah dihimpun.
''Otoritas (penegak hukum) Portugal takut dengan apa yang saya tahu. Dan, karena itulah saya akan menjaga pikiran tetap jernih," kata Pinto, seperti dilansir Daily Mail, Sabtu (15/2).
Pinto sempat memiliki buku catatan atas informasi yang dimilikinya, terutama bagian yang penting. Namun, pria berusia 34 tahun itu kaget saat catatannya diambil paksa.
''Awalnya saya menulis catatan terkait kasus ini, tapi lalu diambil begitu saja. Pengacara saya hadir ketika mereka menggledah sel dan mengatakan penyitaan buku catatan itu ilegal,'' tegas pria kelahiran Portugal tersebut.
Hanya saja, penolakannya dan pengacaranya diabaikan. Catatan itu raib dari tangannya.
''Bukan penjaga penjara yang mengambilnya, tapi jaksa Portugal. Mereka melakukan seenaknya,'' ujar Pinto.
Beruntung buku catatan itu sudah dikembalikan padanya. Tapi, ia khawatir segala informasi disana tak lagi jadi rahasia.
''Setelah sebulan baru mereka mengembalikannya pada saya,'' keluh Pinto.
Di sisi lain, Pinto menerima segala konsekuensi hukum yang ditujukan padanya. ''Saya tahu apapun bisa terjadi, saya tahu otoritas Portugal bisa menindak whistleblowers. Jadi, saya sudah siap untuk itu," ucap Pinto.
Diketahui, sanksi City mencakup larangan tampil di kompetisi Eropa selama dua musim ke depan dan denda €25 juta. Pinto diduga yang awalnya mengusut kecurangan City usai berhasil meretas 70 juta dokumen manajemen the Citizens. Temuan Pinto lalu dipublikasikan Der Spiegel sebelum diselidiki oleh UEFA.
Pinto tercatat sudah jadi tahanan sejak Maret tahun lalu. Pinto kini menunggu sidang di 90 negara atas tuduhan peretasan, sabotase dan fraud.