Ahad 16 Feb 2020 11:26 WIB

Naturalisasi Ciliwung, Pemkot Bogor akan Bangun Ekoriparian

Ekoriparian di Babakan Pasar dapat memperbaiki kualitas udara melalui penanaman pohon

Rep: N Nugroho Habibi / Red: Hiru Muhammad
Sejumlah warga dan anak-anak bermain air di area sungai Ciliwung, Kampung Lebak Kantin, Kelurahan Sempur, Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (17/11/2019).
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Sejumlah warga dan anak-anak bermain air di area sungai Ciliwung, Kampung Lebak Kantin, Kelurahan Sempur, Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (17/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mendapat dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menggalakkan program naturalisasi sungai Ciliwung. Atas dukungan tersebut,Pemkot Bogor akan membangun ekoriparian di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menjelaskan naturalisasi sungai Ciliwung dengan konsep ekoriparian bukan hanya mencegah bencana alam khususnya banjir. Namun, upaya itu juga dapat meningkatkan kualitas hidup dan juga sebagai ajang destinasi wisata.

Pembangunan ekoriparian di Babakan Pasar dapat memberi perbaikan kualitas udara melalui penanaman pohon. Selain itu, di Babakan Pasar akan terjadi perbaikan infrastruktur untuk mewujudkan wilayah tersebut sebagai destinasi wisata di Kota Bogor. Ekoriparian sendiri merupakan penataan kawasan tepi sungai menjadi kawaaan wisata edukasi lingkungan. 

"Semoga rencana tersebut bisa terlaksana dengan baik," kata Bima saat mendampingi Direktorat Jenderal Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dirjen PPKL KLHK), M.R Karliansyah dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, di Kota Bogor, Sabtu (15/2).

Ekoriparian di Babakan Pasar juga akan mengusung ruang interaksi budaya dan lingkungan. Konsep tersebut bertujuan sebagai wadah interaksi sosial masyarakat, penataan vegetasi dan bangunan lanskap yang tetap memperhatikan aspek lingkungan sempadan sungai.

"Di samping itu juga akan dibangun ruang budaya Sunda dan Tionghoa mengingat di Babakan Pasar akulturasi keduanya kental dan sarat nilai-nilai pluralisme," katanya.

Bima menjelaskan kegiatan bersih sungai dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional itu sangat relevan melibatkan Satuan Tugas (Satgas) naturalisasi sungai Ciliwung yang berasal dari masyarakat, komunitas, aparat dan dinas untuk mewujudkan program naturalisasi sungai Ciliwung. Mereka dapat menjalankan peran untuk melakukan sosialisasi, komunikasi dan edukasi kepada masyarakat yang biasa memanfaatkan Sungai Ciliwung.

Tak hanya itu, Satgas sungai Ciliwung juga memiliki andil untuk memberi rekomendasi berupa masukan ke Pemkot Bogor untuk penanganan dan naturalisasi sungai Ciliwung. “Saya sangat berharap dari pemetaan yang dilakukan para lurah di Kota Bogor bisa direkomendasikan ke kementerian untuk diberikan bantuan juga,” kata Bima.

Dirjen PPKL KLHK, M.R Karliansyah menjelaskan kegiatan bersih-bersih sungai memiliki dampak yang sangat postif. Berdasarkan data KLHK, Karliansyah mengungkapkan kualitas masyarakat yang berada di sejumlah ruas sungai Ciliwung telah memiliki perubahan baku mutu lingkungan. Mulanya yang berda di kelas IV (jelek) sebagian sudah beranjak ke kelas II (baik). “Jika sungainya bersih, masyarakatnya sehat, produktivitasnya tinggi, Indonesia pasti maju,” kata Karliansyah.

 

Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Citarum-Ciliwung, Taruna Jaya menyatakan, siap mendukung upaya Pemkot Bogor untuk melakukan penghijauan dengan penanaman pohon di bantaran sungai Ciliwung. Taruna mengatakan, siap memberikan bibit secara gratis kepada Pemkot Bogor.

 

BPDASHL Citarum-Ciliwung menyambut baik keinginan upaya normalisasi Ciliwung dengan konsep ekoriparian. BPDASLH, telah menyediakan bibit pohon untuk dapat dipergunakan menghijaukan lingkungan. "Jika masyarakat sudah senang menanam pohon berarti mereka sudah mencintai lingkungan," kata Taruna.

 

Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto mendukung upaya Pemkot Bogor dalam menggalakkan normalisasi sungai Ciliwung dengan konsep ekoriparian. Namun, Atang menyatakan, Pemkot Bogor harus memiliki prioritas dan langkah yang komprehensif untuk menangani masalah banjir.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement