REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI - - Para orang tua mahasiswa yang telah selesai menjalani observasi di Natuna tetap berharap anaknya bisa kembali melanjutkan kuliahnya di Wuhan, China. Salah satunya Hidayatullah, orang tua mahasiswa yaitu ayah dari Yayu Indah Maharani Hidayatullah. Yayu termasuk dari ratusan mahasiswa yang menjalani observasi atau karantina di Natuna, Kepulauan Riau selama 14 hari.
Yayu bersama tiga temannya yang lain asal Sultra dievakuasi oleh pemerintah Indonesia setelah virus corona merebak, lalu diobservasi selama 14 hari. Empat mahasiswa asal Sultra itu dipulangkan ke kampung halamannya pada Selasa.
"Atas nama orang tua mahasiswa asal Sultra, berharap anak-anak kami bisa kembali melanjutkan kuliah di Wuhan Vhina kalau kondisi wilayah sudah kembali steril," kata Hidayatullah usai menjemput anaknya di Bandara Haluoleo, Kendari.
Hidayatullah mengaku, dirinya menunggu informasi dan konfirmasi dari pemerintah Indonesia dan kabar dari kampus Hubei University of Science and Technology China terkait kelanjutan studi anak-anak mereka di Wuhan China.
"Tidak ada kata putus asa, cita-cita mereka adalah kuliah menuntut ilmu di sana (Wuhan China), karena itu mereka harus selesaikan studi sebelum kembali mengabdi di Tanah Air," katanya.
Adapun data empat mahasiswa asal Sultra yang baru jalani observasi tersebut adalah Yayu Indah Maharani Hidayatullah asal Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, dan nama kampus di Tiongkok adalah Hubei University of Science and Technology.
Kemudian Fitri Indar Dewi asal Kelurahan Kasiputte, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana, nama kampus Hubei university of science and tehnology.
Yang ketiga adalah Klarasani Nurrahmi Safitri asal Desa Lamoico, Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka, nama kampus Hubei university of science and tehnology, dan Nia Daniati Rusli asal Desa Iwoimopuro, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, nama kampus Hubei Minzu University.