Rabu 19 Feb 2020 16:15 WIB

Depok Jadi Salah Satu Lokus Stunting

Ada 20 pengidap stunting yang ditemukan di 11 kecamatan di Depok.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Andi Nur Aminah
Pemerintah Indonesia optimistis dapat menurunkan angka stunting hingga di bawah 20 persen pada 2024.
Foto: Istimewa
Pemerintah Indonesia optimistis dapat menurunkan angka stunting hingga di bawah 20 persen pada 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Masalah stunting, atau kondisi gagal tumbuh ternyata ditemukan di 11 kecamatan di Kota Depok. Tercatat ada 20 lebih pengidap stunting di seluruh wilayah di Kota Depok. "Terhitung hingga saat ini ada sekitar 20 lebih pengidap stunting, di seluruh kecamatan di Kota Depok," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Novarita di Balai Kota Depok, Rabu (19/2).

Dia menambahkan, memang Kota Depok, menjadi salah satu lokasi fokus (lokus) stunting dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). "Kurang lebih ada 10 lokus tapi lokasinya saya lupa, yang pasti ada di seluruh 11 kecamatan di Kota Depok," terang Novarita.

Baca Juga

Menurut Novarita, puluhan penderita stunting tersebut, teridentifikasi dari hasil riset kesehatan Kemenkes dasar tahun 2018. Penyebab utama stunting adalah, kekurangan gizi dari bayi yang telah dilahirkan kurang lebih 1.000 hari.

"Stunting terlihat, ketika bayi dilahirkan hingga dia berumur dua tahun atau 1.000 hari tidak diintervensi gizi secara baik. Hingga akhirnya, ukuran tinggi dan berat badan tidak sesuai," jelasnya.

Dia mengutarakan, untuk mencegah stunting dibutuhkan peran serta instansi lintas sektoral, tidak hanya Dinkes Kota Depok saja. Intervensi dilakukan melalui dua sistem yakni pendekatan spesifik yang meliputi kesehatan, pengobatan, hingga penambahan gizi bagi penderita stunting. Kedua pendekatan sensitif, yang butuh kerja sama dengan berbagai instansi seperti bidang ekonomi, lingkungan hidup, sosial. "Bila dipersentasekan, pendekatan sensitif harus 70 persen. Sedangkan spesifik 30 persen," terang Novarita.

Novarita mengatakan, sebagai pencegahan awal dari stunting ibu hamil tidak boleh kekurangan gizi, hingga menyebabkan anemia di massa kehamilan. Kemudian, banyak mengonsumsi vitamin. "Ketika bayi dilahirkan, jangan lupa diintervensi dengan asupan makanan bergizi dan rutin imunisasi hingga usia bayi mencapai dua tahun," ujarnya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement