Ahad 23 Feb 2020 05:17 WIB

Bank DKI Ingin Terlibat Pembiayaan MRT Fase III

Dana yang dibutuhkan untuk membangun MRT Fase III mencapai Rp 53 triliun.

Sejumlah penumpang antre memasuki kereta Mass Rapid Transit (MRT) di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Jumat (6/12/2019). Bank DKI ingin terlibat dalam pembiayaan MRT Fase III.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Sejumlah penumpang antre memasuki kereta Mass Rapid Transit (MRT) di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Jumat (6/12/2019). Bank DKI ingin terlibat dalam pembiayaan MRT Fase III.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank DKI Jakarta ingin terlibat dalam pendanaan pembangunan Fase III Moda Raya Terpadu (Mass Rapid Transit/MRT) rute Ujung Menteng-Kalideres pada 2020. PT MRT Jakarta memperkirakan dana yang dibutuhkan untuk pembangunan Fase III rute Kalideres-Ujung Menteng mencapai Rp 53 triliun.

"Misal MRT yang akan membangun jalur Ujung Menteng ke Kalideres itu kita juga akan ajak Bank Pembangunan Daerah (BPD) lain untuk ikut serta melalui sindikasi," kata Direktur Utama Bank DKI Jakarta Zainudin Mappa di Jakarta.

Pernyataan itu disampaikan Zainudin usai menjadi pembicara dalam Seminar Nasional BPD Se-Indonesia yang diselenggarakan di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (22/2). Dana investasi tersebut akan dihitung berdasarkan kebutuhan dana yang dibutuhkan MRT dan kesiapan BPD.

Rute Kalideres-Ujung Menteng merupakan bagian dari koridor Timur-Barat (East-West) yang terbentang dari Balaraja hingga Cikarang sepanjang 31,7 km.

Untuk tahap awal, MRT Jakarta akan fokus pada rute di dalam kota (inner Jakarta). Jika Pemprov DKI setuju, pembangunan koridor Timur-Barat (inner Jakarta) akan dibagi menjadi dua tahapan. Yaitu stage I Kalideres-Cempaka Baru sepanjang 20,1 km dan stage II Cempaka Baru-Ujung Menteng 11,6 km.

Lantaran besarnya dana yang dibutuhkan, MRT Jakarta mengaku skema pembiayaan koridor Timur-Barat tidak bisa menggunakan strategi pinjaman antarpemerintah (G to G) seperti koridor Utara-Selatan fase I dan II.

Direktur Keuangan dan Administrasi MRT Jakarta, Tuhiyat mengatakan, jumlah penumpang MRT kurun waktu Maret hingga Desember 2019 mencapai rata-rata 89.645 penumpang per hari.

"Peningkatan jumlah penumpang mengalami tren positif setiap bulannya dengan total per tahun mencapai 24.621.467 penumpang," katanya.

Tuhiyat mengatakan, kerja sama dengan Bank DKI sebenarnya telah dirintis melalui pengelolaan administrasi keuangan MRT. Terdapat empat bentuk rintisan kerja sama di antaranya payroll system, operational financing, fund placement dan kesejahteraan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement