Senin 24 Feb 2020 14:53 WIB

Virus Corona: 2.594 Orang Meninggal, 25 Ribu Orang Sembuh

Per Senin, ada 409 kasus baru terdeteksi oleh otoritas kesehatan di seluruh China.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolanda
Seorang perawat memeriksa kondisi pasien corona di sebuah rumah sakit di Wuhan, China. Komisi Kesehatan Nasional Cina mencatat korban meninggal dunia akibat virus corona baru atau Covid-19 mencapai 2.594 jiwa, Senin (24/2). Dalam 24 jam terakhir, 150 orang meninggal.
Foto: Xiao Yijiu/Xinhua via AP
Seorang perawat memeriksa kondisi pasien corona di sebuah rumah sakit di Wuhan, China. Komisi Kesehatan Nasional Cina mencatat korban meninggal dunia akibat virus corona baru atau Covid-19 mencapai 2.594 jiwa, Senin (24/2). Dalam 24 jam terakhir, 150 orang meninggal.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Komisi Kesehatan Nasional Cina mencatat korban meninggal dunia akibat virus corona baru atau Covid-19 mencapai 2.594 jiwa, Senin (24/2). Dalam 24 jam terakhir, 150 orang meninggal, sementara 409 kasus baru terdeteksi oleh otoritas kesehatan di seluruh China.

Secara total orang yang terinfeksi di seluruh dunia mencapai 77.150 orang. Sekitar 97 ribu orang kini tengah dalam perawatan medis. Sementara jumlah pasien sembuh sekitar 25 ribu orang.

Di luar Cina, terdapat 74 kasus terdeteksi di Hong Kong, dan 10 kasus lainnya di Makau, Senin. Virus ini juga telah menyebar ke lebih dari 25 negara termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Rusia, Iran, dan India. World Health Organization (WHO) pun telah menyatakan wabah ini sebagai darurat kesehatan internasional.

Dunia semakin khawatir dengan menyebarnya banyak kasus dari virus ini hingga ke Iran, Korea Selatan, dan Italia. Kota terbesar keempat Korsel, Daegu pun telah mengisolasi wilayahnya karena infeksi pada warganya yang semakin meningkat dengan cepat.

Asiana Airlines, dan Korean Air menangguhkan penerbangan ke dan dari kota itu hingga 9 Maret, dan 28 Maret. "Jika kita tidak dapat memblokir penyebaran di wilayah Daegu secara efektif, ada kemungkinan besar itu akan menyebabkan penularan secara nasional," ujar Wakil Menteri Kesehatan Kim Kang-lip mengatakan kepada wartawan.

Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in menyatakan, siaga virus korona pada level merah, yaitu level tertinggi. Korsel melaporkan ratusan kasus dan kematian kelima akibat virus korona pada Ahad (23/2).

Sementara itu, lebih banyak kasus muncul di Timur Tengah. Bahrain melaporkan kasus pertamanya, dan Kuwait juga melaporkan tiga kasus pada orang yang pernah berkunjung ke iran.

Iran mengumumkan dua kasus pertamanya pada Rabu lalu. Sehingga total 43 kasus di Iran, dengan delapan kematian sekaligus. Sebagian besar infeksi terjadi di kota suci Muslim Qom.

Arab Saudi, Kuwait, Irak, Turki, dan Afghanistantelah memberlakukan pembatasan perjalana dan imigrasi ke Republik Islam Iran. Di Jepang, setidaknya 773 kasus dikonfrimasi yang sebagian besar berada di kapal pesiar yang berlabuh di Yokohama, Jepang. Termasuk pula empat WNI yang terpapar virus.

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan, wabah virus corona baru ini akan memiliki dampak yang relatif besar. Meski ia masih menyebut dampaknya akan terasa pada jangka pendek ekonomi. Pemerintah akan meningkatkan penyesuain keijakan untuk membantu meredam wabah yang berdampak pada banyak sektor di Cina. Pemerintah Cina juga mengalokasikan 99,5 miliar yuan atau 14,16 miliar dolar AS dalam mengendalikan wabah itu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement