Rabu 26 Feb 2020 06:19 WIB

Anies Klaim Serius Tangani Banjir

Meluapkan air di pintu air bukan kiriman dari Bogor karena tidak banyak sampah.

Rep: Amri Amrullah/Antara/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tiba di lokasi banjir Kampung Pulo, Jakarta Timur. Anies tiba di lokasi banjir pukul 15.01 WIB langsung disambut antusias warga setempat
Foto: republika/Ali Yusuf
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tiba di lokasi banjir Kampung Pulo, Jakarta Timur. Anies tiba di lokasi banjir pukul 15.01 WIB langsung disambut antusias warga setempat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascahujan ekstrem yang mengguyur Jakarta dengan durasi yang lama pada Selasa dini hari (25/2), Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan kembali meninjau Pintu Air Manggarai dan melakukan koordinasi bersama jajaran, di Jakarta Pusat, Selasa (25/2) pagi. Turut serta Sekda Provinsi DKI Jakarta Saefullah dan para pejabat Pemprov DKI Jakarta.

Anies menyampaikan, terjadinya genangan dan banjir di sejumlah wilayah disebabkan karena hujan lokal dengan curah hujan yang ekstrem. Ia menegaskan, seluruh jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berfokus pada penanggulangan bencana saat terjadi hujan lokal dengan curah hujan yang ekstrem.

"Jadi, konsentrasi kita ke sana, semua sumber daya kita lakukan. Kita siapkan untuk terjun, semua kegiatan pemprov difokuskan ke lapangan. Pertemuan, rapat, semua batal. Semuanya turun ke lapangan," kata Anies, Selasa (25/2).

Instruksi ini dikeluarkan setelah melihat cuaca ekstrem seperti ini masih akan terjadi hingga beberapa waktu ke depan. Ramalan BMKG sejak Desember mengatakan, cuaca ekstrem akan berlangsung hingga Maret. “Jadi, saat ini kita berhadapan dengan kondisi banjir. Kita fokus ke sana," ujar Anies.

Menurut peta sebaran hujan Jabodetabek hingga Selasa (25/2) pagi, terdapat tujuh stasiun dengan curah hujan ekstrem (>150 mm/hari), yaitu Stasiun Meteorologi Kemayoran (278 mm/hari), Pintu Air Pulogadung (260 mm/hari), Pulomas (245 mm/hari), Manggarai (209 mm/hari), Halim Perdanakusuma (205 mm/hari), Sunter Timur I Kodamar (165 mm/hari), dan Setiabudi Timur (150 mm/hari).

Untuk itu, sejak dini hari tadi seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta telah berupaya membantu evakuasi wilayah terdampak. "Jadi, kita siapkan di semua tempat," kata Anies.

Saat ini, jumlah RW yang terdampak banjir masih lebih dari 200 RW dari 2.738 RW yang ada di Jakarta. Pemprov juga membangun pos pengungsian di wilayah-wilayah terdampak itu, termasuk pos kesehatan dan pasokan kebutuhan pokok bagi masyarakat.

Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Juaini, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan 170 pompa mobil untuk penanggulangan genangan serta mengerahkan seluruh petugas untuk membantu evakuasi warga terdampak banjir. Ia juga menyebut pihaknya masih terus melakukan pengerukan saluran untuk mengurangi luapan air.

"Kalau permukiman dari tadi pagi sudah siaga I, kemungkinan meluap. Mungkin sepanjang kali itu sudah masuk ke permukiman warga. Yang jelas, kita tim SDA saat ini sudah di lapangan semua, mengupayakan bantu warga untuk pengungsian. Apa yang kita punya, semua kita kerahkan,” kata Juaini.

Juaini menambahkan, pihaknya telah menurunkan kurang lebih 8.000 personel, termasuk petugas di rumah pompa, untuk terus bekerja memastikan penanganan genangan secara cepat. Percepatan penanganan genangan juga dilakukan dengan mengoperasikan pompa-pompa mobile.

"Kami dari Dinas SDA semuanya saat ini sudah di lapangan. Semua sumber daya yang kita punya sudah dikerahkan," ujar Juaini.

Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Irmansyah, mengatakan, pihaknya memfokuskan pengiriman makanan ke lokasi-lokasi yang menjadi tempat pengungsian korban banjir akibat hujan sejak Senin (24/2) malam. Irmansyah menyebutkan beberapa titik pengungsian, seperti di Universitas Borobudur, di masjid-masjid sekitar Kelurahan Kampung Makassar, dan juga beberapa fasilitas sekolah.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta hingga Selasa pukul 12.00 WIB mencatat ada 40 titik evakuasi yang dibangun di fasilitas-fasilitas umum di Provinsi DKI Jakarta. Dengan total pengungsi sebanyak 973 kepala keluarga (KK) dari 3.565 jiwa.

Pantau Pintu Air

Anies meninjau Pintu Air Karet yang berada di kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, karena masih berstatus siaga I dengan ketinggian 690 sentimeter pada Selasa sejak pukul 11.00 WIB. Seluruh pompa di Pintu Air Karet, lanjut dia, berfungsi hingga banjir di sekitarnya bisa surut lebih cepat.

Pada saat melakukan peninjauan, Anies mengecek apakah alat untuk menyaring sampah di Pintu Air Karet berfungsi dengan normal. Selain itu, ia juga melihat kinerja Rumah Pompa Jati Pinggir 1 yang dikelola oleh Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Pusat. "Ini di sini tidak (terendam). Aman (pompanya). Jadi, kita memastikan saja semuanya berfungsi dengan baik," kata Anies.

Meski demikian, hingga pukul 13.00 WIB, berdasarkan data yang dihimpun Dinas SDA DKI Jakarta di Pos Pantau Manggarai, ketinggian air di Pintu Air Karet masih setinggi 690 sentimeter dengan status siaga I. Sedangkan, untuk kondisi Pintu Air Manggarai, Pos Pantau Manggarai mencatat ketinggian air masih 915 sentimeter atau berstatus siaga II.

Anies mengatakan, volume air yang mencapai 915 sentimeter di Pos Pantau Manggarai bukan berasal dari air kiriman seperti banjir sebelumnya. "Air yang ada di sini tidak banyak sampah, artinya itu air lokal. Dan karena air lokal tidak bergolak, jumlahnya memang cukup besar sampai siaga II," kata Anies.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement