Rabu 26 Feb 2020 18:13 WIB

Mahathir Beberkan Alasan Pengunduran Dirinya

Dalam suatu pidato khusus, Mahathir mengungkapkan alasan pengunduran dirinya.

Mahathir Mohamad membacakan pidato khusus yang membeberkan alasan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri.
Mahathir Mohamad membacakan pidato khusus yang membeberkan alasan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri sementara Malaysia Mahathir Mohamad mengungkapkan alasan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri ke-7 melalui pidato khusus. Televisi, radio, dan media sosial Radio Televisi Malaysia (RTM) menyiarkannya secara langsung pada Rabu, pukul 16.45 sore.

"Terlebih dahulu izinkan saya memohon maaf kepada semua rakyat Malaysia karena keadaan politik negara yang agak kocar-kacir dan mungkin menimbulkan keresahan di kalangan tuan-tuan dan puan-puan," katanya.

Baca Juga

Mahathir mengatakan, pihaknya telah menyerahkan surat peletakan jabatan sebagai perdana menteri ketujuh kepada Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agung. Ia pun mengungkapkan penunjukannya sebagai perdana menteri sementara.

"Walau bagaimanapun, saya telah dipanggil menghadap (Yang Dipertuan) Agung kemudian, dan setelah berbincang selama lebih satu jam, Tuanku telah setuju menerima surat peletakan jabatan saya dan setelah itu meminta saya supaya menjadi perdana menteri interim (sementara)," katanya.

Menurut Mahathir, ada banyak alasan yang melatarbelakangi keputusannya mundur dari jabatannya. Dia mengatakan bahwa dia merasa mendapat dukungan dari semua pihak sehingga kesulitan memilih pihak mana yang harus didukung. Selain itu, ia juga menghadapi tuduhan yang menyebut dirinya tidak berniat untuk melepaskan jabatan dan gila kuasa.

"Maka saya meletakkan jabatan karena saya tidak melihat kekuasaan dan jabatan itu sebagai be all and end all (menjadi semua dan mengakhiri semua) sebagai tujuan saya. Bagi saya, kekuasaan dan kedudukan itu adalah a means to an end atau satu alat untuk mencapai tujuan. Dan tujuan kita semua tentulah untuk kebaikan negara," katanya.

Sebagai politikus, Mahathir menganggap jabatan yang diembannya tidak esensial. Di matanya, yang terpenting ialah partai mana yang memerintah, baik yang kalah maupun yang menang.

"Sebenarnya saya telah berjanji akan mundur untuk memberi peluang kepada Dewan Rakyat (DPR) menentukan siapa yang akan mengganti saya. Jika benarlah saya masih didukung saya akan kembali. Jika tidak saya akan terima siapa saja yang dipilih," katanya.

Mahathir mengatakan, peluang untuk mengganti kepemimpinan memang ada. Hanya, dia berpendapat oleh karena dia didukung oleh kedua belah pihak, masa waktu dia meletakkan jawatan belum tiba.

"Saya minta diberi waktu, tetapi partai saya, Partai Bersatu, memutuskan untuk keluar dari Pakatan Harapan. Ada juga anggota dari partai komponen lain yang akan keluar. Dengan perlakuan ini, Pemerintah Pakatan Harapan akan gugur," katanya.

Kesannya, menurut Mahathir, jika Partai Bersatu mendukung PAS dan UMNO, partai-partai yang kalah yang akan mendirikan pemerintahan sehingga pemerintahan ini akan didominasi oleh UMNO sebagai partai yang terbesar.

"Saya sanggup menerima anggota UMNO yang keluar UMNO dan menyertai partai lain. Namun, UMNO akan menyertai pemerintah campuran ini sebagai Partai UMNO. Ini tidak dapat saya terima. Maka terpaksalah saya meletakkan jabatan," katanya.

Dia mengatakan, sebagai manusia biasa, dia tidak sunyi dari kesalahan sehingga dia mohon maaf jika peletakan jabatan yang dia lakukan salah.

"Yang Dipertuan Agung bertitah supaya saya dilantik sebagai Perdana Menteri sementara. Saya sadar apa yang saya lakukan akan ditentang dan ditolak oleh publik, tetapi mungkin ada yang mendukung. Saya tidak mencari untuk disukai orang banyak. Saya hanyalah membuat sesuatu saya anggap baik bagi negara," katanya.

Dia mengatakan politik, orang politik dan partai politik terlalu mengutamakan politik sehingga lupa negara menghadapi masalah ekonomi dan kesehatan yang mengancam negara.

"Saya berpendapat betul atau tidak, politik dan partai politik perlu disampingkan buat waktu sekarang. Jika diperbolehkan saya akan mencoba mengadakan pemerintahan yang tidak memihak kepada partai manapun. Hanya kepentingan negara saja yang akan diutamakan," katanya.

Dia mengatakan jika diizinkan dia akan mencoba.

"Jika diizinkan inilah yang akan saya coba. Saya berdoa dan saya mohon kepada Allah SWT agar saya diberi petunjuk dalam usaha ini," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement