Jumat 28 Feb 2020 05:25 WIB

Saran Pedagang Agar Beras Bulog Diterima Pasar

Bulog akan menggelentorkan 500 ribu ton beras jelang bulan Puasa hingga Idul Fitri

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengecek persediaan beras jelang Ramadhan di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (27/2).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengecek persediaan beras jelang Ramadhan di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) membuka pintu bagi Perum Bulog untuk bisa memasarkan berasnya di pasar tradisional. Sebab, pergerakan harga beras hingga bulan Ramadhan dan Lebaran mendatang belum dapat dipastikan sehingga potensi lonjakan harga masih terbuka.

Ketua Umum Ikappi, Abdullah Mansuri menuturkan, pasar siap membuka diri terhadap beras Bulog asalkan beras dititip-jualkan melalui pedagang. Selama ini, Mansuri mengatakan, operasi pasar beras oleh Bulog digelar dengan cara menjual langsung ke konsumen di tengah kegiatan pasar.

Baca Juga

"Bulog agak sulit masuk ke pasar, jadi seharusnya bekerja sama dengan pedagang saja. Agak sulit kalau menjual sendiri karena konsumen sudah punya langganan sendiri di pedagang masing-masing," kata Mansuri saat dihubungi, Kamis (27/2).

Di sisi lain, Mansuri juga meminta agar Bulog menyuplai beras dengan kualitas baik yang diinginkan oleh konsumen. Ia mengakui anggapan soal rendahnya kualitas beras Bulog masih melekat di tengah masyarakat kendati Bulog telah banyak melakukan perbaikan.

Dari sisi kemasan, Ikappi pun meminta Bulog sebaiknya memasarkan beras dalam kemasan karung. Bukan kemasan 5 kilogram atau 1 kilogram itu merupakan kemasan beras untuk segmen toko ritel modern yang dibeli kalangan menengah ke atas.

"Bulog harus dengan baik menyiapkan beras untuk segmen pasar tradisional karena polanya berbeda dengan toko ritel," ujarnya.

Sementara itu Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi menambahkan, ketersediaan pasokan harian beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sekitar 34 ribu ton atau dalam level aman. Kendati musim panen belum tiba, volume beras yang masuk dan keluar dalam kondisi normal.

Mayoritas beras yang berada di PIBC dipasok dari sentra padi Jawa Barat dan Jawa Tengah. "Pergerakan harga juga tidak terlalu signifikan, biasanya naik tinggi, sekarang masih oke. Kita bersyukur harga beras masih baik," tuturnya.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso sebelumnya menyatakan, pihaknya akan menggelentorkan 500 ribu ton beras jelang bulan Puasa hingga Hari Raya Idul Fitri 2020. Jumlah itu dinilai cukup untuk meredam potensi gejolak harga beras disaat adanya kenaikan permintaan masyarakat.

"Untuk kebutuhan puasa dan lebaran dan dengan belum adanya panen saat ini, prediksi kita akan mengeluarkan sekitar 500 ribu ton dari stok yang ada 1,7 juta ton," kata Budi.

Buwas, sapaan akrabnya, menuturkan beberapa kabupaten di luar Jawa mulai membutuhkan suplai beras dalam jumlah besar. Terutama di wilayah Indonesia Timur. Bulog, menurut Buwas sangat mampu untuk memenuhi permintaan beras di daerah.

Namun secara umum, ia menilai permintaan beras di pasar hingga saat ini masih stabil. Rata-rata volume beras harian yang digelontorkan sekitar 5.000 ton per hari untuk seluruh Indonesia. Pihaknya memperkirakan volume harian akan terus mengalami peningkatan.

"Faktanya stok beras di pasar, toko ritel, termasuk di Pasar Induk Cipinang banyak sekali. Itu yang membuat harga relatif stabil," ujar dia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement