REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman baru saja mengukuhkan Desa Sidokarto sebagai Desa Tangguh Bencana (Destana). Sejauh ini, Kabupaten Sleman sudah memiliki 56 Destana.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto mengatakan, pada peridoe Januari sampai Februari sudah tercatat 10 kejadian bencana angin kencang. Total kerugian dari bencana itu mencapai Rp 42,1 juta.
Selain itu, di Kabupaten Sleman bencana tanah longsor sudah terjadi delapan kali. Dari kejadian-kejadian itu, jumlah korban mengungsi sebanyak tujuh jiwa, dengan total kerugian sekitar Rp 230 juta.
"Saya berharap dengan pembentukan Destana ini nantinya Kabupaten Sleman bisa menjadi kabupaten yang tangguh dan responsif menghadapi bencana," kata Joko, Kamis (27/2).
Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun menyampaikan, Desa Sidokarto telah menggenapkan jumlah Destana di Kabupaten Sleman menjadi 56. Tahun ini, ditargetkan akan ada 15 Destana lagi yang dikukuhkan.
"Pada 2020 ini Sleman targetkan pembentukan 71 Destana," ujar Sri.
Ia mengingatkan, Pemkab Sleman tidak mampu melakukan mitigasi bencana tanpa dukungan dan peran aktif dari masyarakat, relawan dan pemangku kepentingan lain. Karenanya, pembekalan pengetahuan dan keterampilan mitigasi penting.
Menurut Sri, dampak yang lebih besar dari terjadinya bencana tidak lain karena kurangnya pemahaman tentang mitigasi bencana. Maka itu, masyarakat diminta terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mitigasi bencananya.