Ahad 01 Mar 2020 09:46 WIB

Dinkes Surabaya Klaim Penurunan Kasus DBD

Hingga Februari 2020, jumlah masyarakat yang terkena DBD turun pesat.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Fogging, salah satu langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi merebahknya penyakit demam berdarah. Foto, petugas melakukan fogging  (ilustrasi)
Foto: Republika/Rahma Sulistya
Fogging, salah satu langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi merebahknya penyakit demam berdarah. Foto, petugas melakukan fogging (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) getol menggelar Gebyar Pemberantas Sarang Nyamuk (PSN) secara serentak di seluruh kecamatan se-Surabaya. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya dalam mengantisipasi dan pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, hingga Februari 2020, jumlah masyarakat yang terkena DBD turun pesat. Febria mengungkapkan, pada Februari 2019, terdapat 48 masyarakat Surabaya yang terjangkit penyakit DBD. Namun tahun ini, hanya ada empat kasus DBD di Surabaya. “Jumlahnya ada empat warga yang kena DBD bulan ini. Dibandingkan Februari tahun lalu ada 48. Jadi penurunannya banyak,” kata Febria di Surabaya, Ahad (1/3)

Baca Juga

Gebria menjelaskan, pemberantasan nyamuk secara serentak yang dilakukan adalah salah satu cara efektif untuk menekan angka penderita penyakit DBD. Karena itu, semua sektor dilibatkan dalam pencegahan ini. Mulai Bumantik (Ibu-ibu Pemantau Jentik), Ketua RT/RW, pelajar serta guru, camat, lurah hingga jajaran kepolisian, dan TNI. “Semua stakeholder kami libatkan. Upaya dilakukan rutin satu minggu sekali di rumah-rumah warga dan sekolah,” ujar Febria

Selama kegiatan berlangsung, Febria menjelaskan, biasanya Bumantik mengajak pemilik rumah atau pemilik bangunan bersama-sama memeriksa dan membersihkan tempat yang berpotensi menjadi sarang jentik nyamuk. Seperti bak air, tatakan pot bunga, vas bunga, dispenser, tempat minum burung, bak mandi, dan lain-lain.

Nah hasil dari pemantauan ini dicatat dan dilaporkan di kecamatan. Ini kami jadikan bahan evaluasi kegiatan pengendalian DBD,” kata Febria.

Febria mengajak masyarakat dapat saling menjaga dan meningkatkan kewaspadaannya terhadap pencegahan dan pengendalian penyakit DBD. "Melalui pembudayaan PSN 3M plus (menguras, menutup, dan mendaur ulang)," kata Febria.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement