REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Seorang anggota parlemen Iran meninggal setelah terinfeksi virus corona (Covid-19), Sabtu (29/2). Ini adalah satu dari sembilan kematian terbaru.
Melansir Arab News, Ahad (1/3), total korban jiwa di Iran akibat corona kini telah mencapai 43 orang. Jumlah kematian terbanyak di luar China. Adapun jumlah kasus terinfeksi di Iran telah mencapai 593 orang.
Korban terinfeksi itu antara lain wakil presiden Iran, wakil menteri kesehatan, dan lima anggota parlemen. Walhasil, pemerintah terpaksa menutup parlemen dan memberlakukan larangan perjalanan internal.
Pemerintah Iran dilaporkan juga memerintahkan penutupan sekolah sampai Selasa. Selain itu, penutupan universitas, larangan konser, dan acara olahraga diperpanjang hingga sepekan. Pihak berwenang juga melarang kunjungan ke rumah sakit dan panti jompo.
Iran adalah pusat penyebaran virus korona di Timur Tengah. Adapun Qatar dan Oman melaporkan kasus corona pertama mereka pada Sabtu, keduanya terkait dengan perjalanan dari Iran.
Hingga saat ini belum ada kasus terinfeksi corona di Arab Saudi. Hal ini menjadikan Saudi satu-satunya negara Teluk yang belum terjangkit. Namun, Kerajaan Saudi kini kewalahan memenuhi permintaan masker.
"Meskipun ada jaminan dari Kementerian Kesehatan, orang-orang telah menuntut masker wajah, dan saya melihat lebih banyak orang memakainya di depan umum," kata apoteker Adel Abdul Shakoor kepada Arab News. Shakoor mengaku apotek tempat ia bekerja kini mulai kehabisan masker.
Kementerian Kesehatan mengatakan semua langkah telah diambil untuk melindungi Kerajaan terhadap virus corona. Kerajaan Saudi juga mengonfirmasi belum ada kasus yang teridentifikasi.