Selasa 03 Mar 2020 18:44 WIB

Terjadi Lonjakan Pembelian, Aprindo Jaga Harga Sama di Seluruh Peritel

Warga diimbau tidak melakukan pembelian barang secara berlebihan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Rak kosong di sebuah toko ritel setelah disertbu pembeli di Tangerang, Banten, Senin (2/3). Warga melakukan aksi panic buying di tengah kekhawatiran penyebaran virus corona di Indonesia.
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Rak kosong di sebuah toko ritel setelah disertbu pembeli di Tangerang, Banten, Senin (2/3). Warga melakukan aksi panic buying di tengah kekhawatiran penyebaran virus corona di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan, secara konsisten berupaya menjaga stok atau pasokan rantai distribusi supaya tetap aman. Termasuk memastikan harga sama di seluruh peritel anggota Aprindo.

"Kita serempak memiliki semangat sama yakni menjaga kestabilan harga dan kepastian stok bagi masyarakat Indonesia. Dengan begitu panic buying yang sempat terjadi tidak akan berkepanjangan," ujar Ketua Umum Aprindo Roy Mandey kepada wartawan di Jakarta, Selasa, (3/3).

Baca Juga

Aprindo, lanjutnya, akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Satgas Pangan, serta Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia demi menjaga keutuhan peritel Indonesia. "Kita mau memastikan ketersediaan stok tetap bisa dinikmati konsumen," tegas Roy.

Ia menuturkan, kemarin sore usai Presiden Joko Widodo umumkan virus corona masuk Indonesia, terjadi panic buying. "Apa yang terjadi kemarin itu memang bermula di Jakarta lalu menuju sore hari ke beberapa kota seperti Surabaya, laporan dari anggota, lebih kurang di 5 sampai 6 kota yang terjadi gejolak ini," kata dia.

Meski begitu, lanjutnya, Aprindo langsung berusaha menenangkan masyarakat agar tidak perlu panik. Sebab kepanikan tersebut bisa berdampak terhadap harga barang. 

"Kalau di distributor tidak ada kenaikan, anggota Aprindo juga tidak ada kenaikan. Hal seperti ini juga untuk menjami keberadaan pasokan. Sekarang pasokan ke sekitar 5 sampai 6 kota makin turun," kata Roy.

Beberapa barang yang mengalami lonjakan pembelian, ujar dia, di antaranya masker, disinfektan, serta kebutuhan pokok. "Mereka berharap ada stok di rumah supaya tidak perlu ke luar rumah," ujarnya.

Walau ada lonjakan pembelian, namun Roy menilai, kenaikan penjualan hanya terjadi sebentar. Rata-rata kenaikannya tidak lebih dari 10 sampai 15 persen.

"(Sekarang) sudah normal kembali. Hal itu karena mengikuti perkembangan," ujar Roy.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement