REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, mengatakan bahwa pemeriksaan polimerase chain reaction (PCR) untuk sampel dua anak buah kapal (ABK) Diamond Princess diulang. Hal itu dilakukan demi menjamin akurasi pengujian.
"Kemungkinan sampelnya rusak saat pengambilan, kami minta ambil sampel lagi," kata Yuri dihubungi dari Kepulauan Seribu, Selasa malam.
Yuri menjelaskan, terkadang pengambilan spesimen bisa keliru. Misalnya, usapan (swab), ternyata yang ada hanya air ludah. Pihaknya tidak mau menerka dan mengambil risiko untuk prosedur selanjutnya, jika proses itu belum selesai.
Sebanyak 69 WNI ABK Diamond Princess dari Yokohama Jepang telah tiba di Pulau SebaruKecil sejak Senin (2/3). Mereka dijemput KRI dr Soeharso-990 dari Pelabuhan PLTU Indramayu.
Hingga Selasa petang, mereka belum dipindahkan ke lokasi observasi di dalam Pulau Sebaru karena masih menunggu hasil pemeriksaan PCR oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
"Karena itu mempengaruhi, kalau kita tidak punya data itu, observasi kita akan kacau," tegas Yuri.
Namun, menurut dia, proses pengolahan sampel PCR terhitung cepat jika dilakukan kembali. Jika sampel diambil kembali pada Rabu (4/3), hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit menggunakan helikopter untuk mengantar ke Balitbangkes.
Kemenkes telah memastikan 67 orang dari 69 ABK Diamond Princess dengan status negatif corona virus (Covid-19) berdasarkan hasil pemeriksaan PCR. Rencananya mereka akan dipindahkan ke Pulau Sebaru kecil pada Rabu (4/4) sekitar pukul 08.00 WIB.