REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guna membantu menghadapi virus corona yang telah dinyatakan positif ada di Indonesia, Ormas Islam Muhammadiyah menyiagakan seluruh jaringannya mulai dari Rumah Sakit, Sekolah, Perguruan Tinggi, hingga Jaringan Kader. Dipimpin dr Corona Rintawan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah membentuk “Muhammadiyah Covid-19 Command Center”.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir beberapa waktu lalu telah menyatakan tentang kesiapan RS Muhammadiyah menangani pasien positif virus corona covid-19. Kamis malam (5/3), resmi dibentuk “Muhammadiyah Covid-19 Command Center” untuk meningkatkan akselerasi program.
Jumlah Rumah Sakit yang disiapkan bertambah, semula 15 Rumah Sakit bertambah menjadi 20 Rumah Sakit. Programnya meluas menjangkau sekolah, perguruan tinggi dan komunitas untuk edukasi dan pencegahan.
Pembentukan tim ini merupakan tindak lajut dari penugasan kepada Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) untuk melakukan koordinasi.
Sesuai dengan prosedur standar yang diterapkan, sebelumnya sudah dilakukan persiapan dan simulasi untuk menangani potensi wabah sepert yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Surakarta, RS PKU Muhammadiyah Bantul dan beberapa RS Muhammadiyah/Aisyiah di berbagai kota.
"Kami percayakan penanganan virus Corona ini kepada dokter Muhammadiyah yang bernama Corona Rintawan. Bukan hanya karena ada kesamaan nama, tapi beliau memang ahlinya. Beliau spesialis emergency dari RS Muhammadiyah Lamongan yang juga koordinator Emergency Medical Team Muhammadiyah untuk misi internasional," ujar Ketua PP Muhammadiyah dr Agus Taufiqurrohman, dalam keterangan yang didapat Republika, Jumat (6/3).
Sementara itu dr Corona Rintawan menyampaikan tim akan mengkoordinasikan berbagai program yang melibatkan potensi dan jejaring Muhammadiyah. Koordinasi dilakukan mulai dari pencegahan, skrining, dan tata laksana awal.
"Muhammadiyah akan menggerakkan seluruh potensi yang dimiliki semaksimal mungkin membantu pemerintah agar wabah ini segera teratasi,” kata dr Corona.
Berbagai tindakan preventif yang disiapkan adalah sosialisasi dan pendampingan ke Sekolah dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Termasuk prosedur untuk dosen, guru, mahasiswa dan siswa yang cukup banyak akan pulang dari penugasan atau kegiatan di luar negeri.
Sosialisasi dan pendampingan ini juga meliputi tata cara penggunaan masker, penggunaan hand sannitizer, etika batuk–bersin dan deteksi dini.
Sementara RS Muhammadiyah yang disiapkan untuk tata laksana awal bila ditemukan pasien yang diduga sebagai suspect dipilih berdasarkan sebaran area kerja yang dikoordinasikan oleh Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah.
Untuk program ke sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat akan dikoordinasikan sebagai program bersama dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah, Majelis Diktilitbang, LAZISMU, Aisyiyah, IPM, IMM dan semua organisasi kader lainnya.
Adapun daftar RS Muhammadiyah yang disiapkan di antaranya, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, RS PKU Muhammadiyah Bantul, RS Muhammadiyah Lamongan, RS Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah Pati, RS PKU Muhammadiyah Surakarta, dan RSI Muhammadiyah Kendal.
Selain itu, ada juga RS PKU Muhammadiyah Gamping, RS PKU Muhammadiyah Wonosobo, RS PKU Muhammadiyah Gombong, RS PKU Muhammadiyah Roemani Semarang, RS Fatimah Banyuwangi, RS Univ Muhammadiyah Malang, dan RS Siti Khotijah Sepanjang – Sidoarjo.
Rumah sakit lainnya yang ditunjuk adalah RS Muhammadiyah Palembang, RS Muhammadiyah Metro – Lampung, RSI PKU Muhammadiyah Palangkaraya, RSI Jakarta Cempaka Putih, RSI Jakarta Pondok Kopi, RS Aisyiyah Ponorogo, serta RS Aisyiyah Muntilan.