Jumat 06 Mar 2020 23:28 WIB

Belum Ada Obat Khusus Diberikan pada Pasien Corona di RSPI

Sampai saat ini obat khusus penyakit mematikan tersebut belum tersedia.

Petugas saat beraktivitas di Pos Pemantauan Virus Corona RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Kamis (5/3).
Foto: Republika/Putra M Akbar
Petugas saat beraktivitas di Pos Pemantauan Virus Corona RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Kamis (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPI SS) dr Dyani Kusumowardhani mengatakan tidak ada obat khusus yang diberikan dalam perawatan pasien suspect virus corona (Covid-19) di RSPI SS. Karena sampai saat ini obat khusus penyakit mematikan tersebut belum tersedia.

Dia mengatakan pasien RSPI SS dirawat dengan cara memberikan obat-obatan sesuai dengan gejala gangguan kesehatan yang diderita pasien dalam pengawasan (PDP) RSPI SS tersebut. Seperti obat demam, obat batuk, dan obat flu.

Baca Juga

"Sesuai dengan gejalanya, kecuali kalau dia ada penyakit lain, kami tambahkan obatnya. Misalnya ada infeksi yang lain atau mungkin ada tekanan darah tinggi (hipertensi) atau misalnya kejadian yang lain, akan disesuaikan," kata Dyani di Jakarta, Jumat (6/3).

Kendati tidak ada obat khusus, dua pasien awal kasus Corona yang dirawat di RSPI SS sudah menunjukkan gejala-gejala membaik sejak dirawat di sana. Direktur RSPI SS itu berharap dengan seizin Allah dan juga perawatan yang mereka berikan dapat mengembalikan kondisi pasien secara total meski obat virus corona (Covid-19) itu belum ada.

Apalagi, pasien juga diberikan makanan dan minuman bergizi yang direkomendasikan oleh dokter spesialis gizi RSPI SS sehingga pasien dipastikan memiliki gizi yang cukup dan seimbang. Pasien dalam pengawasan RSPI SS juga selalu diberikan suplemen untuk mengembalikan kebugaran mereka. "Semua dihitung dan dinilai oleh dokter gizi," kata Dyani.

Ia juga mengatakan bahwa ada dua pasien yang sudah dipulangkan karena negatif mengidap virus corona (Covid-19). Meski mereka memiliki riwayat kontak langsung dengan pasien positif virus corona di Indonesia.

Kendati negatif, pasien tetap dirawat sesuai dengan gejala gangguan kesehatan yang tampak sehingga tidak serta-merta dilepas dari pengawasan medis. "Kalau dia negatif Covid-19, berarti dia memiliki penyakit yang lain. (Mereka) ditangani sesuai penyakitnya itu," kata Dyani.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement