REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Harga gula pasir di pasar tradisional di Kota Cirebon mengalami kenaikan. Naiknya harga gula pasir diprediksi karena belum masuknya musim giling tebu milik petani.
Salah seorang pedagang sembako di Kota Cirebon, Rohmin, menjelaskan, harga gula pasir semula ada di kisaran Rp 13–14 ribu per kilogram (kg). Namun saat ini, naik menjadi Rp 16–17 ribu per kg.
"Naiknya sudah seminggu lebih," ujar Rohmin, Selasa (10/3).
Rohmin mengatakan, kenaikan harga gula pasir itu sudah terjadi sejak di tingkat distributor. Dia terpaksa ikut menaikkan harga jual kepada konsumen agar tidak merugi.
Meski mengalami kenaikan harga, namun Rohmin mengatakan stok gula di kiosnya masih ada. Meski demikian, stok tersebut tidak sebanyak sebelumnya.
Sementara itu, hal serupa juga dialami seorang pedagang sayur keliling, yang juga biasa menjual gula pasir, Ida. Dia terpaksa ikut menaikkan harga jual gula pasir kepada konsumen karena harga gula pasir di pasar tradisional memang naik.
Ida mengaku biasa menjual gula pasir eceran dengan ukuran seperempat seharga Rp 3.500 per bungkus. Namun saat ini, dia menjual gula pasir dengan ukuran yang sama seharga Rp 4.500.
"Saya hanya ambil untung Rp 500," tutur Ida.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (DPKUKM) Kota Cirebon, Maharani Dewi, membenarkan adanya kenaikan harga gula pasir di pasar tradisional. Dia mengatakan, hal itu dikarenakan belum adanya panen dan giling tebu.
"Tapi di tingkat distributor stok gula masih ada," tukas Maharani.
DPKUKM Kota Cirebon pun telah berkoordinasi dengan Pemprov Jabar mengenai kenaikan harga gula pasir di pasaran. Instansi itu juga terus melakukan pemantauan di pasar tradisional.