REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR — Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin meminta Mahathir Mohamad mendukung pemerintahannya. Sebelumnya Muhyiddin sempat mengajak politisi berusia 94 tahun itu bertemu.
“Kami telah membentuk pemerintahan ini dan saya ingin Tun (Mahathir Mohamad) mendukung pemerintahan ini. Bahwa ini adalah pemerintahan untuk rakyat,” kata Muhyiddin pada Rabu (11/3).
Muhyiddin juga menepis spekulasi tentang pelaksanaan pemilu dini. “Saya tidak menginginkan itu. Orang-orang tidak hanya akan menghujat, mereka akan mengatakan ini bukan waktu yang tepat. Kami di sini untuk melayani,” ujarnya.
Belum ada komentar dari Mahathir terkait pernyataan terbaru Muhyiddin. Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Rabu, Mahathir mengakui bahwa dia tak lagi memiliki dukungan mayoritas di parlemen. Dengan demikian, dia tidak akan memenangkan mosi tidak percaya terhadap Muhyiddin.
Merespons hal itu, Muhyiddin mengatakan, telah menulis surat kepada Mahathir. Dia ingin menemui politisi senior Malaysia itu dan meminta maaf.
Sejumlah pendukung Mahathir memang telah bergabung dengan pemerintahan Muhyiddin. Dalam kabinetnya, Muhyiddin turut menggandeng United Malays National Organisation (UMNO). Pada pemilu 2018, UMNO, yang tergabung dalam koalisi Barisan Nasional, merupakan lawan Mahathir.
Mahathir mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri pada 25 Februari lalu. Langkah itu dilakukan setelah adanya pembicaraan mengejutkan antara anggota koalisi dan oposisi tentang pembentukan pemerintahan baru
Keputusan Mahathir mundur sebagai perdana menteri segera menyeret Malaysia dalam gejolak politik. Namun pada 29 Februari, Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah memilih Muhyiddin untuk menggantikan dan melanjutkan masa jabatan Mahathir.