Kamis 12 Mar 2020 06:25 WIB

WHO Nyatakan Wabah Virus Corona Sebagai Pandemi

Menyebar ke 114 negara dengan lebih dari 118 ribu kasus, kini corona disebut pandemi.

Rep: Kamran Dikarma, Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah Covid-19 sebagai pandemi.
Foto: EPA
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah Covid-19 sebagai pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya menyatakan wabah penyakit akibat infeksi virus corona jenis baru sebagai pandemi pada Rabu (11/3). Saat ini terdapat lebih dari 118 ribu kasus Covid-19 yang tersebar di 114 negara dengan total kematian sedikitnya 4.291 jiwa.

"Covid-19 dapat dicirikan sebagai pandemi. Kami belum pernah melihat pandemi yang dipicu oleh virus corona,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca Juga

Menurut dia, setiap hari WHO telah menyerukan negara-negara agar mengambil tindakan mendesak dan agresif untuk merespons wabah Covid-19. Dalam beberapa hari dan pekan mendatang, WHO memperkirakan akan tampak peningkatan jumlah kasus, jumlah kematian, dan jumlah negara yang terkena dampak.

Tedros mencermati, beberapa negara telah menunjukkan kemampuan untuk menekan dan mengendalikan wabah. Ia juga telah menegur para pemimpin dunia lainnya karena gagal bertindak cukup cepat atau cukup drastis untuk menahan penyebaran.

”Kami telah membunyikan bel alarm dengan keras dan jelas," ujarnya.

Wabah Covid-19 bermula di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kasus penyakit infeksi ini mulai ditemukan pada Desember 2019.

Pada 23 Januari Pemerintah China mengisolasi Wuhan karena melonjaknya kasus infeksi virus tersebut. Lalu, pada 30 Januari WHO menyatakan wabah Covid-19 sebagai darurat kesehatan global. Keputusan itu diambil karena virus telah menyebar ke sejumlah negara.

Saat ini, Covid-19 telah menyebar ke 114 negara. Jumlah kasus dan kematian berubah setiap jam, melampaui 121.564 dengan setidaknya 4.373 kematian di seluruh dunia pada Rabu pagi, menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University (JHU).

Di luar China, 32.778 kasus di setidaknya 109 negara telah dikonfirmasi pada Selasa (10/3). Jumlah ini naik dari empat kasus di tiga negara pada 21 Januari, menurut data terbaru yang dikonfirmasi oleh WHO, yang menghitung jumlah kasus resmi dunia. Sementara itu, virus melambat di China, yang berasal pada bulan Desember, tetapi virus meningkatkan kecepatannya di bagian lain dunia.

Langkah darurat yang belum lama ini menjadi sorotan adalah keputusan Italia mengisolasi sekitar 60 juta warganya. Saat ini terdapat lebih dari 10 ribu kasus Covid-19 di Italia dengan total kematian sedikitnya 630 jiwa.

Italia memiliki kasus terbanyak di luar China dengan sekitar 10.149 infeksi, diikuti oleh Iran dengan 9.000 infeksi, dan Korsel dengan 7.775, menurut data JHU. Di Amerika Serikat, kasus meletus selama sepekan terakhir hingga lebih dari 1.050 tersebar di setidaknya 36 negara bagian, menurut JHU.

Di Indonesia, hingga Rabu telah ditemukan 34 kasus positif infeksi virus corona. Satu di antara pasien dilaporkan meninggal dunia.

sumber : AP, Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement