REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tak menampik potensi adanya dampak kerugian yang diderita sejumlah BUMN akibat kasus Korona. Erick tidak mempersoalkan kerugian secara bisnis selama demi kepentingan keselamatan masyarakat.
"Ya kalau rugi karena kebijakan harus terdepan untuk menanggulangi sebuah keputusan untuk rakyat, ya tidak apa-apa, yang tidak boleh rugi karena oknum, itu yang namanya korupsi," ujar Erick usai meninjau RS Pertamina Jaya di Cempaka Putih, Jakarta, Rabu (11/3).
Erick mengambil contoh pembangunan fasilitas khusus kesehatan di 65 rumah sakit (RS) BUMN yang diharapkan menjadi pusat isolasi bagi kasus-kasus penyakit tertentu, termasuk corona. Menurut Erick, ada kalanya BUMN mengenyampingkan aspek untung-rugi apabila sudah bersinggungan dengan aspek keselamatan.
"Cuma kalau ini sebuah kebijakan, seperti membangun ini kita jangan mikir untung ruginya, tapi kita harus ada, kalau ada nanti berkembang hal-hal yang tak diinginkan, kita punya, siap," lanjut Erick.
Erick menambahkan BUMN juga bisa mencari startegi alternatif dalam mengatasi kasus corona. Ia menilai kondisi Garuda Indonesia yang memiliki potensi dalam mengembangkan rute internasional di luar negara-negara yang terpapar corona, seperti India atau Australia.
"Garuda sudah buat strategi-strategi baru misalnya buka penerbangan dari India ke Bali ke Labuan Bajo atau dari Australia. Apalagi kita tahu turis yang terbesar itu ada Cina, Jepang, Korea pasti akan menurun," kata Erick menambahkan.