REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - Tiga warga Sumatera Selatan (Sumsel) meninggal dunia karena menderita demam berdarah dengue (DBD) selama periode musim hujan hingga Februari 2020. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Provinsi Sumatera Selatan Mulyono mengatakan mereka berasal dari Kabupaten Muara Enim, Banyuasin, dan Musi Rawas Utara.
"Total hingga per Februari 2020 ada 819 kasus DBD yang terjadi di kabupaten/kota di Sumsel. Tiga di antaranya meninggal dunia," kata dia di Palembang, Kamis (12/3).
Jumlah tersebut masih data sementara sebab kasus DBD pada Maret belum masuk Dinas Kesehatan Sumsel. "Ini data sementara. Namun apabila dibandingkan tahun lalu dengan periode yang sama terjadi penurunan," katanya.
Hingga saat ini, kasus paling banyak terjadi di Musi Banyuasin yakni 128 kasus, Palembang 122 kasus, dan Muaraenim 111 kasus. Pada 2019, tercatat 2.799 kasus dengan jumlah korban meninggal 16 orang.
"Tahun lalu paling tinggi kasusnya di Palembang yakni mencapai 667 kasus, lalu Banyuasin sebanyak 235 kasus, dan Muara Enim 229 kasus," jelas Mulyono.
Terkait dengan antisipasi wabah DBD, pemprov telah membuat surat edaran ke kabupaten/kota untuk melakukan pencegahan. “Kita juga sudah memberi bantuan berupa insektisida, larvasida, APD yang telah dikirim ke kabupaten/kota," ujar dia.
Pemprov juga mengimbau warga menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). "Karena ini menjadi tanggung jawab bersama dan DBD ini sampai sekarang belum ada obatnya," ungkapnya.
Mulyono menghimbau warga melakukan gerakan 3M yakni menguras, menutup, mengubur, dan memakai baju lengan panjang. Warga juga diimbau memakai losion pelindung diri dari nyamuk serta memelihara ikan tempalo. "Memang ini adalah puncaknya dan saya harap masyarakat juga waspada. Biasanya April sudah menurun," kata dia.
Ia berharap tahun ini jumlah kasus DBD di daerah itu mengalami penurunan. Saat ini, kasus DBD di Indonesia sedang mengalami peningkatan. "Sumsel juga termasuk tujuh provinsi terendah se-Indonesia untuk kasus DBD ini," tutur Mulyono.