Kamis 12 Mar 2020 20:26 WIB

Kemenhub akan Perbaiki Peforma Kapal Tol Laut

Voyage tol laut juga akan diperbaiki peformanya bersamaan manajemen kapal.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Agus Yulianto
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt. Wisnu Handoko saat diskusi bersama awak media di Jakarta, (1/11), terkait praktik monopoli program tol laut. (Foto: Humas Ditjen Hubla )
Foto: Foto: Humas Ditjen Hubla
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt. Wisnu Handoko saat diskusi bersama awak media di Jakarta, (1/11), terkait praktik monopoli program tol laut. (Foto: Humas Ditjen Hubla )

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan memperbaiki tata kelola kepal dan pelabuhan untuk mengoptimalkan tol laut. Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Wisnu Handoko mengatakan akan memperbaiki peforma kapal tol laut sesuai evaluasi dari Presiden Joko Widodo.

"Arahan presiden, kita harus perbaikan performa manajemen kapalnya, terutama ketepatan waktu," kata Wisnu di Gedung Kemenhub, Kamis (12/3).

Dia menjelaskan, voyage tol laut juga akan diperbaiki peformanya bersamaan manajemen kapal. Wisnu memastikan, akan mengusahakan operasional kapal tol laut tidak hanya sekali dalam dua pekan.

"Jangan dua pekan sekali lah. Seminggu sekali kalau bisa, seperti itu," ujar Wisnu.

Meskipun begitu, Wisnu menegaskan hal tersebut tidka bisa begitu saja dilakukan oleh Kemenhub sendirian. Dia menegaskan peforma kapal dan pelabuhan akan diperbaiki peformanya namun juga ingin akurat.

Wisnu menegaskan, jangan sampai upaya tersebut dilakukan namun tidak berdampak positif kepada tol laut. "Artinya jangan sampai sudah ditambah kapal ternyata okupansinya masih segitu saja," tutur Wisnu.

Sepanjang 2019, tingkat ketersiaian muatan berangkat tol laut sebesar 74,8 persen dan tingkat keterisian muatan baliknya 6,7 persen. Pada 2016 volume muatan tol laut sebanyak 81,404 ton, pada 2017 sebanyak 233,139 ton, pada 2018 sebesar 239,875 ton, dan pada 2019 sebanyak 245,378 ton. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement