Sabtu 14 Mar 2020 14:20 WIB

Sepi Turis, Jalanan Thailand Diserbu Kawanan Monyet

Kawanan monyet menyerbu jalanan Thailand yang sepi oleh turis menyusul wabah corona.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Reiny Dwinanda
Monyet. Kawanan monyet menyerbu jalanan Thailand yang sepi oleh turis menyusul wabah corona.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Monyet. Kawanan monyet menyerbu jalanan Thailand yang sepi oleh turis menyusul wabah corona.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Wabah penyakit akibat infeksi virus corona tipe baru, Covid-19, membuat hotel-hotel di Thailand kosong, pemandu wisata tanpa pekerjaan, dan pasar sangat sepi. Kondisi ini pun berdampak pada hewan liar yang biasanya termanjakan oleh pengunjung yang memberi makan.

Monyet-monyet akhirnya menyerbu jalanan untuk mencari makanan karena tidak ada yang memberi seperti hari-hari biasanya. Sebuah video yang direkam pekan ini di Lopburi, timur laut Bangkok, menunjukkan kerumunan besar monyet berkeliaran di jalan-jalan.

Baca Juga

Mereka tampaknya memperebutkan wadah yang berisikan yoghurt. Penduduk di kota itu mengatakan, penurunan jumlah wisatawan memiliki kaitan dengan kondisi tersebut.

"Ini musim panas, jadi biasanya kita melihat banyak turis, tapi sekarang karena wabahnya ada begitu sedikit, sehingga pasar sangat sepi. Tidak banyak turis datang untuk meninggalkan makanan untuk monyet di Prang Sam Yod (kuil)," kata Sasaluk Rattanachai, sosok yang mengunggah video kepada media Thailand Khaosod.

Dikutip dari The Guardian, monyet-monyet itu dikenal sebagai perampok di jalan-jalan dan mencuri makanan dari penduduk serta wisatawan. Perkelahian antara monyet terkadang terjadi, tetapi perkelahian dengan ukuran lebih besar jarang terjadi.

Menurut Manad Vimuktipune dari Yayasan Monyet Lopburi mengatakan, setiap kelompok monyet memiliki setidaknya 500 anggota. Mereka akan mencuri apa pun yang menarik perhatian, seperti ornamen warna-warni, topi, bahkan kacamata hitam.

Virus corona merupakan pukulan berat bagi industri pariwisata Thailand yang sangat penting bagi perekonomian negara itu. Pekan ini, otoritas pariwisata memperingatkan bahwa jumlah pengunjung asing dapat turun menjadi 30 juta tahun ini dari 39,8 juta pada tahun lalu.

Pemerintah telah dikritik karena kurangnya kejelasan tentang pedomannya untuk pengunjung. Pedoman ini memberlakukan tindakan karantina yang kemungkinan akan dikenakan pada wisatawan dari negara-negara yang terkena dampak.

Pekan lalu, Pemerintah Thailand mengumumkan pengunjung yang telah melakukan perjalanan dari atau transit melalui daratan China, Hong Kong, Makau, Korea, Italia, dan Iran dalam 14 hari sebelum kedatangan dikenai karantina. Wisatawan dari tujuan-tujuan ini juga harus memberikan sertifikat kesehatan menyatakan bahwa mereka bebas dari Covid-19, yang dikeluarkan dalam waktu 48 jam sejak keberangkatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement