Ahad 15 Mar 2020 16:27 WIB

Jepang Masih Optimistis Olimpiade 2020 tak Ditunda

Abe dan pemerintahnya bersikukuh bahwa Olimpiade 2020 terus berjalan,

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenko
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, di tengah kekhawatiran global karena virus corona, Jepang masih bersiap menjadi tuan rumah Olimpiade tepat waktu alias tidak ada penundaan. Hal ini dinyatakan Abe pada Sabtu (15/3) sebagaimana dilansir dari laman Reuters.

Abe dan pemerintahnya bersikukuh bahwa Olimpiade akan terus berjalan, bahkan ketika acara olahraga global lainnya banyak yang ditunda. Spekulasi tentang penundaan Olimpiade 2020 yang rencananya akan digelar pertengahan bulan Juli tahun ini telah berkembang. Seiring pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang mengatakan bahwa penyelenggara harus mempertimbangkan penundaan satu tahun.

Baca Juga

Abe dan Trump menjalin komunikasi setelah komentar itu, mendorong presiden AS untuk mengatakan di Twitter bahwa tempat Olimpiade itu luar biasa. Tapi ini mungkin tidak cukup untuk meredakan sponsor dari ajang multi event terbesar di dunia ini, yang semakin gugup tentang bagaimana dampak wabah pada event ini.

Torch Relay Olimpiade 2020, di mana nyala api Olimpiade biasanya memulai tur keliling negara tuan rumah, akan dimulai di Fukushima Jepang dalam waktu kurang dari dua pekan kedepan. Sebelumnya, tur obor yang dimulai dari Yunani telah dipersingkat, dan membatasi jumlah undangan.

"Kami akan mengatasi penyebaran infeksi dan menjadi tuan rumah Olimpiade tanpa masalah, seperti yang direncanakan," Abe mengatakan pada konferensi pers di Tokyo, menambahkan bahwa menunda atau membatalkan Olimpiade adalah bukan bahasan dalam komunikasinya dengan Trump.

Dia mengatakan Jepang bekerja sama dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC), yang akan memiliki keputusan akhir apakah Olimpiade akan dilanjutkan, dan Organisasi Kesehatan Dunia. 

Dia mengatakan Jepang memiliki tingkat infeksi yang relatif rendah dan belum melihat ledakan dalam kasus seperti yang terlihat di Korea Selatan, China, Italia, Iran dan di tempat lain. Dia mengatakan menunda puncak infeksi sangat penting untuk memastikan perawatan mereka yang dalam kondisi kritis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement