REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menegaskan tidak ada ekspor masker yang dilakukan BUMN ke sejak Februari. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Kementerian BUMN telah menyetop ekspor masker sebagai langkah memenuhi kebutuhan masker di dalam negeri.
Mengenai ekspor masker yang dilakukan BUMN pada Januari, kata Arya, merupakan pemesanan yang sudah dilakukan pada tahun sebelumnya. "Januari kita masih proses pemesanan yang lama, tapi setelah itu kan kita sudah minta sudah tidak ada lagi ekspor-ekspor masker dan sudah kita hentikan juga," ujar Arya di Jakarta, Senin (16/3).
Arya menyampaikan, BUMN justru berencana mengimpor bahan baku masker dan masker dalam bentuk jadi dari India dan China. Nantinya, kata Arya, bahan baku tersebut akan diolah oleh anak usaha BUMN Perdagangan Pangan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), PT Rajawali Nusindo, menjadi masker.
"Di samping itu beberapa BUMN kita juga melakukan impor masker dari luar negeri, ini untuk memenuhi kebutuhan juga," ucap Arya.
Arya menyampaikan, bahan baku masker dari India dan China berupa kain khusus untuk membuat masker. Kata Arya, BUMN masih melakukan komunikasi dengan Cina terkait rencana impor bahan baku masker.
"Dari China belum bisa, tapi kita lagi usaha terus karena mereka kan penghasil masker, kita lagi usaha, lagi dinegosiasikan dengan Cina, dan kita lihat kondisi mereka juga, kan mereka sekarang sudah mengalami penurunan masalah ini (corona)," kata Arya.