REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang, Sumatra Barat, masih melakukan pemeriksaan terhadap pasien penumpang pesawat asal Malaysia yang mengalami sesak napas dan demam. Direktur SDM Umum dan Pendidikan RSUP M Djamil Padang Dovy Djanas, di Padang, Senin (16/3), mengatakan sampai saat ini tim medis masih melakukan pemeriksaan terhadap pasien.
"Gejala penyakit yang diderita pasien berupa batuk, pilek, demam, sesak napas, dan memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri yaitu Malaysia," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan sampai saat ini pasien tersebut belum bisa dipastikan suspect MERS-CoV ataupun Covid-19. Karena masih dilakukan pemeriksaan terhadapnya.
"Apakah pasien sudah bisa pulang atau dirawat masih belum bisa dipastikan. Karena tim medis masih melakukan pemeriksaan," katanya.
Ia juga menyebutkan sampai saat ini terdapat tujuh pasien di RSUP M Djamil Padang yang sedang diisolasi. Sebanyak empat orang dicurigai MERS-CoV dan tiga orang lainnya dicurigai Covid-19.
Lebih lanjut ia mengatakan tim medis RSUP M Djamil Padang telah melakukan pemeriksaan swab hidung dan tenggorokan yang sudah dikirim ke Litbangkes. "Namun kita masih menunggu hasil uji laboratorium. Termasuk satu pasien yang meninggal kemarin," kata dia.
Lebih lanjut ia menjelaskan empat pasien lagi masih dilakukan pemeriksaan dan belum bisa ditentukan harus dirawat atau tidak. Keempat pasien tersebut yaitu dua pasien merupakan penumpang pesawat Air Asia rute Kuala Lumpur-Padang. Kemudian dua pasien lainnya merupakan rujukan dari salah satu RSUD di Sumbar.
Sebelumnya, seorang penumpang pesawat Air Asia rute Kuala Lumpur-Padang dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat M Djamil Padang setiba di Bandara Internasional Minangkabau karena mengalami sesak napas dan suhu badan mencapai 36,6 derajat celsius.
Executive General Manager PT Angkasa Pura II Yos Suwagiyono di Padang Pariaman, Senin, mengatakan penumpang tersebut baru dicurigai corona. Untuk memastikan seseorang terpapar virus corona harus melalui cek laboratorium terhadap darah, dan itu baru bisa dilakukan di Jakarta dan juga harus disampaikan resmi oleh pihak yang berkompeten, ujar dia.
Ia menjelaskan kronologi berdasarkan laporan lapangan penumpang asal Kabupaten Kerinci berusia 47 tahun tersebut saat melewati Thermal Scanner di area kedatangan internasional, terdeteksi dengan kondisi sesak napas. Yang bersangkutan setelah diwawancara oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) mengaku sudah 3 hari sesak napas, ujarnya.
Pihak KKP Bandara langsung melakukan penanganan sesuai protokol, penumpang tersebut langsung diisolasi dan diwawancara serta selanjutnya dirujuk ke RSUP M Djamil Padang untuk penanganan lanjut.