REPUBLIKA.CO.ID,
Perang Badar
Pasukan Quraisy yang berjumlah sekitar 1.000 orang segera dikerahkan memenuhi permintaan Abu Hanzalah. Sebelum datangnya bala bantuan itu Abu Hanzalah dapat menyelamatkan kafilah dagangnya dengan menyusur jalan pantai kembali ke Makkah. Ia lalu meminta agar pasukan besar yang dikirim untuk menolongnya kembali ke Makkah.
Namun, Abu Jahal menolak permintaan itu. Pecahlah peperangan di Badar antara pasukan Islam dan pasukan Quraisy. Dalam Perang Badar ini, pasukan Islam memperoleh kemenangan dan berhasil menewaskan banyak tentara Quraisy, termasuk Hanzalah, putra sulung Abu Sufyan.
Kekalahan kaum musyrikin Quraisy dalam Perang Badar membuat Abu Hanzalah dan pemuka-pemuka Quraisy lainnya berniat menuntut balas. Pada tahun ketiga Hijriah, Abu Hanzalah mengumpulkan sekitar 3.000 orang bersenjata yang terdiri atas orang-orang Quraisy, Arab Tihamah, Kinanah, Bani Haris, Bani Haun, dan Bani Mustaliq, untuk menghancurkan pengikut-pengikut Nabi Muhammad SAW.
Peperangan yang terjadi antara pasukan pimpinan Abu Hanzalah dan pasukan Islam disebut Perang Uhud. Pasukan Islam men derita kekalahan dan Rasulullah SAW ter luka. Dengan disaksikan Abu Hanzalah, Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan, karena dendam, seusai peperangan membelah dada jenazah Hamzah bin Abdul Mutta lib dan mengeluarkan jantungnya untuk dikunyah. Setahun setelah Perang Uhud, Abu Hanzalah kembali menantang pasukan Islam untuk berperang di Badar. Tetapi, pe perangan itu diurungkan oleh Abu Hanzalah dengan alasan waktu itu musim kering.