REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — Ribuan hektare sawah di Kabupaten Karawang terdampak banjir beberapa waktu lalu. Ratusan hektare di antaranya gagal tanam dan harus disemai ulang dengan benih baru.
Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Karawang Ijam Sudjana mengatakan, ratusan hektare sawah yang sudah dipastikan gagal tanam karena terendam banjir beberapa waktu lalu, terutama sawah golongan IV.
Dampaknya, akan ada kemunduran jadwal panen untuk sebagian areal sawah yang ada di Karawang. “Sudah pasti bakal mundur (panen). Kira-kira mundur 20 hari dari kondisi sekarang karena harusnya sudah tanam jadi semai ulang,” kata Ijam kepada Republika, Selasa (17/3).
Ijam mengatakan, saat banjir, banyak sawah yang baru mulai disemai oleh para petani. Dampaknya, benih menjadi rusak. Petani pun harus memulai tahapan tanam dari awal kembali.
“Paling banyak golongqn air IV diperkirakan 800 hektare pembenihan harus sebar ulang di empat desa yang cukup parah di sebelah utara Tempuran,” ujarnya.
Ia menambahkan, pascabanjir kemarin belum ada bantuan benih dari pemerintah daerah atau Kementerian Pertanian. Menurutnya benih yang diberikan pemerintah selalu lewat dari jadwal musim tanam yang harus dikejar petani.
Oleh karenanya, kata dia, petani memilih menyemai dengan benih yang dimiliki. Sebab dikhawatirkan jadwal panen akan semakin mundur.
“Kalau ada mungkin dipakai musim depan. Walaupun sebenarnya kompensasi benih kurang tepat, banyak yang justru tidak ditanam karena di petani kurang disenangi varietasnya itu pengalaman. Akhirnya petani pake benih lokal saja,” tuturnya.