Senin 23 Mar 2020 13:07 WIB

Pasar Jaya: Tidak Ada Penutupan Pasar di Jakarta

Sebanyak 148 pasar telah memiliki omzet bisnis lebih dari Rp 150 triliun per tahun.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Agus Yulianto
Pedagang di PD Pasar Jaya, Kramat Jati, Jakarta.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pedagang di PD Pasar Jaya, Kramat Jati, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Perusahaan Umum Daerah Pasar Jaya, sebagai pengelola pasar tradisional di DKI Jakarta menegaskan, tidak ada kebijakan untuk menutup pasar maupun mengurangi akivitas jual beli. Kegiatan pasar yang berada di bawah pengelolaan PD Pasar Jaya, tetap normal seperti biasa.

Direktur Utama PD Pasar Jaya Arif Nasaruddin membantah berbagai kabar yang beredar mengenai tutupnya sejumlah pasar tradisional di Jakarta. "Informasi tersebut hoaks, tidak benar. Seluruh pasar yang dikelola Pasar Jaya masih beroperasi normal," kata Arief kepada Republika.co.id, Senin (23/3).

Hanya saja, kata dia, PD Pasar Jaya tetap mengimbau para konsumen yang datang ke pasar untuk menjalankan protokol kesehatan sesuai arahan Kementerian Kesehatan. Terutama, untuk menjaga jarak antar pengunjung dan pedagang minimal satu meter demi keamanan dari penularan Covid-19.

PD Pasar Jaya saat ini mengelola sebanyak 152 pasar yang berada di ibu kota dengan total 105.223 tempat usaha. Sebanyak 148 pasar di antaranya telah memiliki omzet bisnis lebih dari Rp 150 triliun per tahun. Pasar-pasar itu setidaknya dikunjungi oleh dua juta pengunjung setiap harinya atau lebih dari 20 persen penduduk Jakarta.

Arif mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih terus berkoordinasi baik dengan Pemprov DKI Jakarta maupun pemerintah pusat untuk mengamankan ketersediaan bahan pangan pokok.

Hanya saja, ia belum bisa menjelaskan soal langkah selanjutnya yang akan diambil PD Pasar Jaya untuk memperkuat pencegahan penularan Covid-19. "Kita lagi persiapan semuanya," ujarnya.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri, mengatakan, pasar adalah ruang publik terakhir yang harus ditutup jika situasinya mendesak. Untuk saat ini, lebih baik setiap pengelola pasar mengutamakan protokol kesehatan dan menggencar sosialisasi baik kepada pedagang maupun pengunjung.

Ia pun meminta pemerintah untuk bisa memfasilitasi penyemprotan desinfektan di setiap pasar tradisional demi menurunkan riisko penularan Covid-19. Bila perlu, membantu penyediaan masker dan hand sanitizer bagi para pedagang yang harus tetap berjualan demi memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Tutup memang bukan solusi. Kami mengimbau ibu-ibu yang sudah berusia lanjut untuk tidak berbelanja ke pasar. Atau bagi pedagang yang sudah lansia kita minta menugaskan kerabat yang lebih mudah untuk menjaga kiosnya," ujar Mansuri. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement