REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PINANG - Dokter dan paramedis di sejumlah rumah sakit di Kepulauan Riau (Kepri) yang menangani pasien terkait Covid-19 mengeluhkan alat perlindungan diri (APD) yang terbatas. Ketua Ikatan Dokter Indonesia Kepri, Rusdani, mengatakan dokter dan paramedis tidak mungkin dapat merawat pasien yang terkait Covid-19 tanpa APD.
Rusdani yang dihubungi Antara pada Senin (23/3) menuturkan saat ini APD yang tersedia tinggal sedikit. Dokter dan paramedis memiliki kewajiban menangani pasien namun juga harus melindungi diri.
Dokter yang tidak menggunakan APD, kata dia, berpotensi tertular virus mematikan itu. Hal ini yang menyebabkan dokter dan paramedis dihadapkan persoalan yang rumit.
"Kami dihadapkan dengan persoalan dilematis yang sebenarnya dapat diselesaikan jika APD mencukupi. Kami siap bekerja maksimal untuk masyarakat," katanya.
Rusdani mengemukakan keluhan para dokter dan paramedis itu disampaikan tadi siang. Hasilnya, sejumlah organisasi kedokteran dan paramedis melayangkan surat terbuka. Surat itu sama sekali bukan untuk provokasi, melainkan mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyediakan APD apapun caranya karena hal itu penting.
Selain itu, surat terbuka yang beredar di media sosial itu juga untuk menggugah hati masyarakat agar tidak lagi keluar rumah dan tidak berkumpul atau keluyuran. Selagi masyarakat keluar rumah, rantai penularan virus ini akan semakin panjang. Kondisi ini tentunya akan menyulitkan tim medis dan pemerintah untuk memutus rantai penularan Covid-19.
Menurut Rusdani, semakin banyak pasien akan semakin sulit dokter dan paramedis menanganinya karena keterbatasan SDM, alat, ruang isolasi, dan APD. "Ayolah, bersama-sama kita selesaikan permasalahan serius ini. Sayangi diri kita, sayangi keluarga, dan sayangi teman dan saudara-saudara kita. Di rumah saja lebih baik," tegasnya.