Senin 23 Mar 2020 23:17 WIB

Satpol PP Yogyakarta Siapkan Tim Razia Tempat Gim Daring

Satpol PP akan menertibkan tempat berkumpul anak-anak sekolah.

Seorang warga berjalan keluar warung internet (warnet) saat razia. Ilustrasi
Foto: ANTARA/fauzan
Seorang warga berjalan keluar warung internet (warnet) saat razia. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Satpol PP Kota Yogyakarta akan menerjunkan tim untuk melakukan penertiban atau razia di tempat-tempat yang sering digunakan anak sekolah berkumpul. Termasuk di lokasi yang menawarkan gim daring (online) guna memastikan pembelajaran di rumah bisa dilaksanakan secara maksimal.

“Kegiatan ini sebenarnya sudah kami mulai akhir pekan lalu melalui tim yang diperbantukan di wilayah, yaitu patroli keliling keramaian,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Yogyakarta Agus Winarto di Yogyakarta, Senin (23/3).

Ia mengatakan bahwa tim akan melanjutkan penertiban di tempat yang kerap berkumpul anak-anak sekolah.

Menurut dia, misi utama dari kegiatan penertiban tersebut adalah mendukung upaya pemerintah daerah guna mencegah penularan Corona Virus Disease (Covid-19) karena potensi penularan virus itu bisa terjadi di tempat-tempat keramaian.

“Jika ditemukan ada kelompok anak-anak usia sekolah yang sedang nonkrong atau berkumpul, tim akan meminta mereka untuk membubarkan diri. Lebih baik pulang ke rumah agar tidak tertular virus corona,” katanya.

Kendati demikian, kata Agus, pihaknya tidak akan melakukan kegiatan yustisi yang disertai dengan sanksi hukum. Akan tetapi, pihaknya lebih mengutakamkan pada kegiatan pembinaan yang disertai sosialisasi mengenai penularan COVID-19, termasuk antisipasi yang harus dilakukan.

“Sudah ada imbauan untuk social distancing. Ini yang perlu dilakukan agar tidak tertular virus corona,” katanya.

Sesuai dengan keputusan, kegiatan belajar mengajar sekolah di Kota Yogyakarta dilakukan secara daring dari rumah terhitung sejak Senin (23/3) hingga 31 Maret.

“Sekolah tidak diliburkan. Akan tetapi, metode pembelajarannnya saja yang diubah dari semula datang langsung dan tatap muka di sekolah, sekarang ini belajarnya dipindah ke rumah secara online,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Budhi Ashrori.

Dengan belajar dari rumah, Budhi berharap mereka mengurangi aktivitasnya di luar ruangan sehingga anak tidak berpotensi tertular COVID-19.

“Jangan justru dibiarkan keluyuran di jalan atau bermain di gim online dan jangan pula diajak berwisata atau jalan-jalan,” katanya.

Sementara itu, salah satu orang tua bernama Wahyu Sugianto mengatakan bahwa pihaknya mengalami banyak tantangan untuk mendampingi anak belajar secara daring di rumah. Ia memiliki tiga anak yang seluruhnya belajar di rumah, yaitu siswa kelas 1 SMP, 4 SD, dan TK.

“Tugas dari guru cukup banyak dan tidak mudah membantu mereka mengerjakan tugas karena saya tidak memiliki ilmu tentang bagaimana cara yang tepat untuk transfer pengetahuan kepada anak. Jadi, agak susah,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, anak cenderung bersikap manja kepada orang tua sehingga sulit mendorong mereka untuk selalu semangat mengerjakan tugas. Misalnya, membantu hafalan surat pendek, sudah 2 hari ini belum juga hafal. Padahal, kalau di sekolah, sehari pasti sudah hafal.

Tugas dari sekolah disampaikan melalui aplikasi google doc atau menggunakan WhatsApp bagi siswa SD dan TK.

"Akan tetapi, dengan belajar dari rumah, kami merasa lebih tenang karena kondisi lingkungan sedang seperti ini. Ada wabah COVID-19,” katanya yang sudah mendampingi anak belajar dari rumah sejak sepekan lalu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement