REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjamin ketersedian gula pasir akan tetap terpenuhi setidaknya untuk Pulau Jawa dan DKI Jakarta meski di tengah situasi pandemi global Covid-19. Harga rata-rata nasional saat iniRp 17.000 per kilogram (kg).
“Kebutuhan gula saat ini dirasakan relatif tinggi. Harga rata-rata nasional Rp 17 ribu, sementara harga eceran tertinggi Rp 12.500," Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Rabu (25/3).
Kemendag mengambil langkah penggilingan 550 ribu ton raw sugar menjadi gula kristal putih. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gula masyarakat.
Dalam rangka mempercepat pasokan gula, Kemendag bersama dengan Satgas Pangan juga telah memonitor beberapa pabrik dan industri gula, salah satunya di Lampung untuk kemudian didistribusikan. Ia mengaku, stok gula di Lampung tersebut sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gula di Pulau Jawa dan DKI Jakarta dan akan segera didistribusikan.
“Sesuai arahan, telah disepakati gula 33 ribu ton oleh industri gula untuk dikirim ke Jakarta dengan harapan langsung dapat dipasarkan di ritel modern. Saat ini progresnya sudah masuk 12 ribu ton dan sampai hari ini proses pengiriman sedang berlangsung, " katanya.
Dengan pasokan tersebut, diharapkan harga gula di pasaran dapat segera turun. Terlebih, konsumsi gula di DKI Jakarta per hari bisa menghabiskan sekitar 5 ton.
Keterbatasan gula pasir memang sempat membuat harga gula pasir di sejumlah pasar tradisional di Jakarta, terutama melonjak hingga menembus Rp 18.000 bahkan mencapai Rp 20.000 per kg. Selain gula pasir, komoditas pangan lain yang mengalami kenaikan harga yakni bawang putih yang mencapai Rp 50.000 per kg dari sebelumnya Rp 40.000 per kg.
Meski begitu, pemerintah berkomitmen bahwa ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat menjelang Ramadan akan aman di tengah wabah virus corona. “Pemerintah berkomitmen menjaga keseimbangan supply and demand bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat," ujar Suhanto.