REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Seorang warga di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, diketahui hasil pemeriksaannya positif terinfeksi virus corona (Covid-19). Yang bersangkutan diketahui sudah meninggal dunia.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kediri dr Bambang Triyono Putro mengemukakan data perkembangan Covid-19 Kabupaten Kediri per 26 Maret 2020, terdapat 1.140 orang dalam risiko (ODR), 62 orang dalam pemantauan (ODP), serta empat orang pasien dalam pengawasan (PDP) dan terkonfirmasi dua kasus positif Covid-19.
"Dari empat PDP tersebut, dua orang di antaranya terkonfirmasi negatif dan sudah pulang. Untuk dua kasus terkonfirmasi positif Covid-19, satu orang dirawat secara intensif di RSUD Kabupaten Kediri. Sedangkan satu orang meninggal dunia sebelum hasil swab keluar, di mana sebelumnya memiliki riwayat sakit jantung dan diabetes," kata dr Bambang di Kediri, Kamis malam.
Ia mengatakan pasien laki-laki itu juga sudah dimakamkan sesuai dengan prosedur yang berlaku, kendati saat meninggal dunia hasil swab belum keluar. Almarhum sebelumnya pernah ada riwayat perjalanan ke Surabaya dan meninggal dunia pada Selasa (24/3).
"Karena memiliki faktor risiko dan hasil pemeriksaaan mengarah ke Covid-19, maka selama di RSUD Kabupaten Kediri diberlakukan sebagai pasien PDP, sehingga penanganan dilakukan sesuai SOP (standar operasional prosedur) yang ada," ujar dia.
Pihaknya juga sudah meminta keluarga almarhum untuk melakukan isolasi mandiri. Jika mereka merasa sakit, bisa memeriksakan diri ke puskesmas terlebih dahulu.
Selain itu, petugas juga akan melakukan penelurusan riwayat kontak dari almarhum. Sesuai informasi, ia termasuk salah satu petugas haji di Kabupaten Kediri, sehingga nantinya dinas kesehatan akan melakukan penelusuran.
"Selain itu dilakukan tracking terhadap kontak erat dan dilakukan tindakan sesuai dengan SOP terhadap kontak erat yang ada," kata dia.
Petugas juga sudah melakukan penyemprotan massal di sekitar rumah almarhum, di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Namun, dianjurkan penyemprotan dilakukan rutin dan tidak sekali saja, sehingga partisipasi masyarakat juga sangat dibutuhkan.
Selain itu, pihaknya juga meminta masyarakat mematuhi anjuran pemerintah dengan social distancing sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona di Kabupaten Kediri.
"Masyarakat panik karena selama ini tenang (belum ada temuan kasus) dan kalau sudah membiasakan diri untuk social distancing, tidak keluar rumah, mungkin tidak seheboh ini. Jika sekarang panik, karena tidak terbiasa. Mau tidak mau, mereka harus dipaksa untuk di rumah masing-masing. Ini juga imbauan sejak dulu," kata dia.