REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Muhammadiyah Pamekasan, Madura,Jawa Timur membantu menyemprotkan disinfektan di tempat ibadah umat Kristiani. Hal ini sebagai upaya mencegah peredaran virus corona jenis baru (COVID-19) di wilayah itu.
Menurut juru bicara LPB Muhammadiyah dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pamekasan Hendri Masduki, Jumat, di Pamekasan, selain merupakan bentuk kepedulian terhadap upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19, penyemprotan disinfektan di tempat ibadah umat Kristiani Pamekasan itu, juga sebagai wujud toleransi antarsesama umat beragama.
"Pada level ini, kami tidak lagi memandang status agama, akan tetapi lebih dari itu, yakni nilai-nilai 'bashariyah' (kemanusiaan), dan 'wasathiah' (moderat). Di samping itu, aksi ini pada tataran implementasi semakin akan menunjukkan sebuah eksistensi manusia sebagai makhluk yang beragama," kata Hendri.
Tempat ibadah umat Kristiani yang menjadi sasaran penyemprotan disinfektan LPB Muhammadiyah itu yakni Gereja Persekutuan Injili Indonesia Pamekasan di Jalan Kamboja, Pamekasan.
Di gereja ini, LPB Muhammadiyah yang terdiri dari MDMC, Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah (Lazismu) para pemuda dan pelajar Muhammadiyah melakukan penyemprotan disinfektan.
Menurut Hendri, penyemprotan disinfektan COVID-19 yang dilakukan oleh Lazismu dan MDMC, adalah merupakan pengejawantahan dari nilai teologis "al-maun" (saling membantu) yang akan senantiasa menjadi model dasar gerakan Muhammadiyah.
Oleh karenanya gerakan yang dilakukan oleh dua amal usaha Muhammadiyah Pamekasan dan satu lembaga relawan tersebut, yakni Lazismu dan MDMC semata-mata gerakan sosial kemanuasian.
Selain menyemprotkan disinfektan di tempat ibadah umat Kristiani, kata Hendri Masduki,LPB Muhammadiyah Pamekasan juga menyemprotkan disinfektan ke sejumlah pondok pesantren di Pamekasan, termasuk pondok pesantren asuhan Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, yakni Pondok Pesantren Az-Zubair di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan.
Di pesantren asuhan pengurus Nahdlatul Ulama (NU) ini, para relawan LPB Muhammadiyah menyemprotkan disinfektan ke berbagai ruang belajar santri dan sekolah di pesantren ini. "Dalam mengatasi kasus kemanusiaan ini, kita jangan lagi melihat agama dan golongan," kata Ketua Lazismu Muhammadiyah Pamekasan, Matnin.
Matninyang juga dosen Institut Agama Islam Al-Khairat Pamekasan ini lebih lanjut menyatakan, yang harus diutamakan dalam memberikan bantuan adalah pada sisi kemanusiaan. "Oleh karena itu, gerakan LPB, MDMC dan Lazismu Pamekasan tidak melihat agama dan golongan, akan tetapi lebih mengedepankan siapa yang membutuhkan bantuan," katanya.