Sabtu 28 Mar 2020 05:33 WIB

Satu Warga Yogyakarta Meninggal Usai dari Jakarta

Warga meninggal tersebut juga memiliki riwayat strok.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ani Nursalikah
Satu Warga Yogyakarta Meninggal Usai dari Jakarta. Pekerja memasang terpal pada layar monitor iklan imbauan masyarakat di Baciro, DI Yogyakarta. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY bekerja sama dengan Pekerja Event Jogja melakukan sosialisasi pencegahan penyebaran virus Corona atau COVID-19 dengan membuat monitor raksasa dan dibawa berkeliling kota Yogyakarta
Foto: ANTARA/HENDRA NURDIYANSYAH
Satu Warga Yogyakarta Meninggal Usai dari Jakarta. Pekerja memasang terpal pada layar monitor iklan imbauan masyarakat di Baciro, DI Yogyakarta. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY bekerja sama dengan Pekerja Event Jogja melakukan sosialisasi pencegahan penyebaran virus Corona atau COVID-19 dengan membuat monitor raksasa dan dibawa berkeliling kota Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Seorang warga Ngampilan, Yogyakarta meninggal dunia, Jumat (27/3), usai melakukan perjalanan ke DKI Jakarta. Warga berjenis kelamin laki-laki berumur 68 tahun tersebut belum sempat menjalani pemeriksaan Covid-19.

Belum ada hasil resmi apakah ia negatif atau positif terinfeksi virus corona (Covid-19). Namun, warga tersebut sempat mengeluhkan batuk dan sempat diperiksa di salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta. 

Baca Juga

"Belum tahu (terinfeksi Covid-19), karena bisa jadi, tidak cerita kalau habis dari luar kota. Kita belum daat informasi lengkapnya," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi kepada wartawan, Jumat (27/3).

Heroe mengatakan, saat melakukan pemeriksaan, rumah sakit tidak mendiagnosa adanya gejala Covid-19 atau tidak. Berdasarkan keterangan keluarga, warga meninggal tersebut juga memiliki riwayat strok.

"Mungkin RS PKU juga belum menegakkan diagnosa sampai Covid-19, sebatas batuk dan strok saja. Sehingga terkait dengan pemeriksaan pertama belum ada info seperti apa," jelasnya.

Saat melakukan perjalanan ke DKI Jakarta, warga ini juga pergi bersama keluarga dan tetangganya. Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, keluarga dan tetangga tersebut diperiksa.

"Di rumah dan sekitarnya disemprot disinfektan. Sebab rombongan yang ikut jagong (berkumpul) sampai saat ini sehat, tidak atau belum menunjukkan gejala-gejala indikasi kena virus corona," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement