REPUBLIKA.CO.ID, Cincin bukanlah suatu hal yang baru dalam sejarah peradaban Islam. Menurut hadis, Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya juga mengenakan cincin pada salah satu jari tangannya.
Namun, bentuk cincin yang dipakai Nabi sangatlah sederhaha, tidak semewah cincin-cincin yang banyak kita temukan sekarang.
Dalam salah satu riwayat Bukhari disebutkan, Nabi SAW membuat cincin dari perak yang diukir dengan lafaz namanya.
Kemudian Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya aku membuat cincin dari perak dan aku ukir Muhammad Rasulullah. Karena itu, jangan ada seorang pun yang mengukir cincinnya dengan tulisan seperti ini.”
Adapun tujuan utama Nabi SAW membuat cincin ketika itu adalah untuk dijadikan sebagai stempel surat dakwah yang ia kirim ke berbagai penjuru dunia.
Dikisahkan, Nabi SAW hendak menulis surat kepada Kaisar Persia, Kaisar Romawi, dan Najasyi Ethiopia. Kemudian, ada sahabat yang mengatakan bahwa raja-raja itu tidak mau menerima surat, kecuali dibubuhi dengan stempel resmi. Karena alasan itulah, Nabi lalu membuat cincin dari perak yang diukir dengan namanya.
“Sepeninggalnya Rasulullah SAW, cincin itu terus digunakan para Khulafa Rasyidun sebagai stempel surat,” kata Dewan Pembina laman Konsultasi Syariah, Ustaz Ammi Nur Baits, dalam artikel berjudul “Cincin Nabi SAW”.
Dalam riwayat lain diceritakan, cincin Rasulullah hanya digunakan sampai zaman Khalifah Utsman bin Affan RA. Khalifah Ali bin Abi Thalib RA tidak sempat memakai cincin Nabi karena benda tersebut akhirnya tercemplung ke dalam sumur air Arisy (HR Bukhari 5873, Muslim 2091, Nasai 5293, dan yang lainnya).