Rabu 01 Apr 2020 10:26 WIB

Kerja dari Rumah Bantu Perkuat Interaksi Keluarga

Momen berkumpulnya di rumah bantu keluarga tetap kuat hadapi situasi.

Siswa SD mengerjakan tugas sekolah menggunakan aplikasi daring dari gawai sambil berjemur sinar matahari pagi di rumahnya di Laladon Gede, Desa Laladon, Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/3/2020). Kebijakan belajar, bekerja, dan beribadah dari rumah diharap bisa memperat hubungan keluarga.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Siswa SD mengerjakan tugas sekolah menggunakan aplikasi daring dari gawai sambil berjemur sinar matahari pagi di rumahnya di Laladon Gede, Desa Laladon, Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/3/2020). Kebijakan belajar, bekerja, dan beribadah dari rumah diharap bisa memperat hubungan keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID,PURWOKERTO -- Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Wisnu Widjanarko mengatakan masyarakat bisa memanfaatkan menjalani kebijakan kerja dari rumah (work from home/WFH) bagi keluarga. Caranya dengan memperkuat interaksi antaranggota keluarga.

"Dalam situasi pandemi Covid-19 ini banyak masyarakat yang tengah menjalani kebijakan kerja dari rumah serta belajar dari rumah. Momen ini perlu dimanfaatkan untuk memperkuat interaksi antaranggota keluarga," katanya di Purwokerto, Rabu (1/4).

Baca Juga

Dosen komunikasi keluarga FISIP Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, itu mengatakan momentum ini merupakan waktu yang tepat untuk mengoptimalkan interaksi yang selama ini mungkin saja belum optimal.

"Mungkin saja interaksi anggota keluarga selama ini secara kuantitas bahkan kualitas masih belum sesuai harapan. Karenanya dalam perspektif komunikasi keluarga, situasi sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengoptimalkannya," katanya.

Dosen Magister Ilmu Komunikasi Unsoed itu mencontohkan orang tua bisa memanfaatkan momentum ini untuk membuktikan komitmen dalam mendukung proses tumbuh kembang anak. "Momen ini bisa dimanfaatkan orang tua untuk mendampingi tumbuh kembang anak serta menunjukkan rasa kasih sayang yang besar kepada anak-anaknya, termasuk juga kasih sayang antara pasangan suami dan istri," katanya.

Dengan demikian, kata dia, masing-masing anggota keluarga akan makin menyadari bahwa rumah merupakan medium bagi keluarga untuk saling berbagi kebahagiaan melalui interaksi yang intensif. "Ini penting bagi tumbuh kembang anak, karena dapat menjadi sarana untuk melatih keterbukaan dan komunikasi yang erat antaranggota keluarga, melatih anak untuk terbuka dalam mengutarakan ketidaknyamanan yang dirasakan pada orang tuanya," katanya.

Dia menambahkan bahwa momen kerja dari rumah serta belajar dari rumah dapat membuat seluruh anggota keluarga makin terhubung satu sama lain. "Dengan banyak berbincang dan menyimak serta menunjukkan rasa saling mendukung satu sama lain dan juga berupaya untuk memahami perbedaan cara pandang tanpa menghakimi maka akan menimbulkan kekuatan," katanya.

Kekuatan tersebut, tambah dia, sangat dibutuhkan. Tujuannya agar seluruh anggota keluarga tetap kuat dan tidak panik dalam menyikapi situasi dan kondisi saat ini.

"Dengan demikian rumah menjadi sumber kekuatan dalam menyikapi situasi saat ini tanpa kecemasan yang berlebihan. Sekaligus menjadi sarana untuk mendaur ulang energi sehingga setiap anggota keluarga menjadi terbarukan dalam pikiran, perasaan, ucapan dan tindakannya," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement