REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indonesia telah dinyatakan secara resmi menjadi negara ke-65 yang terdampak wabah Covid-19. Dalam kurun waktu kurang satu bulan, per 30 Maret 2020, telah terkonfirmasi 1.414 positif. Dari jumlah tersebut, 75 orang sembuh, dan 122 meninggal.
Hal ini tentu menjadi perhatian yang serius. Pemerintah juga telah menghimbau kepada masyarakat agar melakukan social distancing dan melakukan aktivitas di rumah. Himbauan tersebut disambut positif, namun masih ada beberapa kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti himbauan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang harus bekerja ke luar demi bertahan hidup sehari-hari, atau masuk dalam golongan masyarakat dengan pendapatan rentan.
Terkait hal tersebut, pada Senin 30 Maret 2020 malam pukul 19.30 s.d. 21.00 WIB, BAZNAS menggelar diskusi daring dengan mengangkat tema “Dampak Covid-19 terhadap Pekerja Rentan dan Upaya Menjaga Usaha Mikro Mustahik”. Ini merupakan respons atas penyebaran wabah Covid-19 yang terus meluas dan mengantisipasi dampak terhadap mustahik.
Diksusi daring ini ditayangkan secara live streaming melalui channel youtube BAZNAS TV dengan menghadirkan dua nara sumber yaitu Dr Irfan Syauqi Beik (direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS RI) dan Dr Muhammad Hasbi Zaenal (direktur Pusat Kajian Strategis BAZNAS RI) serta dimoderatori oleh Miqdam Hashri (senior officer Bidang Dakwah dan Advokasi BAZNAS RI).
Pada diskusi tersebut, Dr Irfan Syauqi Beik memaparkan tentang langkah-langkah dalam upaya menjaga usaha mikro mustahik. Ada lima hal yang perlu diperhatikan. Pertama, Edukasi kepada mustahik pelaku usaha mikro, baik edukasi mengenai Covid-19 agar tidak terjebak hoaks serta edukasi dalam hal produk yang harus sesuai dengan nilai Islam, yaitu halal dan thayyib.
“Kedua, memperkuat kampanye atau promosi produk barang dan jasa mustahik,” ujarnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Ketiga, memperkuat ekosistem bisnis mustahik. Keempat, mendorong pemasaran produk-produk mustahik. Dan kelima, advokasi pemerintah melalui stimulus kebijakan yang berpihak kepada mustahik.
“Dalam mengatasi dampak terhadap kaum rentan, BAZNAS telah memulai program cash for work, yaitu memberdayakan komunitas pekerja rentan untuk dapat aktif dalam kegiatan-kegiatan aksi penanggulagan penyebaran Covid-19 seperti membersihkan tempat-tempat keramaian, penyemprotran disinfektan, dan giat aksi lainnya” jelasnya.
Irfan menambahkan, para relawan jugs mendapatkan semacam ujrah/fee dalam bentuk voucher yang dapat ditukarkan melalui Z-Mart atau warung mustahik binaan BAZNAS.
Sementara, Dr Muhammad Hasbi Zaenal memaparkan beberapa hal yang perlu menjadi perhatian. Misalnya dari perspektif ekonomi makro. Hampir semua negara terdampak Covid-19 saat ini mengalami koreksi pertumbuhan ekonomi di bawah target. Khusus untuk Indonesia, kaitannya dengan kelompok pekerja rentan, beberapa hal perlu menjadi peioritas pemerintah.
Pertama, daya beli turun akibat terdampaknya faktor supply dan demand. “Hal ini menyebabkan banyak para pekerja harian yang tidak bekerja karena banyak perusahaan yang libur,” kata Hasbi Zaenal.
Kedua, efek dari daya beli masyarakat turun tersebut berimbas pula ke omset usaha mikro seperti pedagang keliling, warung-warung kecil, warteg tentu menjadi turun. Hal ini lantaran mewabahnya pandemi ini menyebabkan masyarakat takut ke luar rumah atau ke warung-warung.
Ketiga, harga barang-barang kebutuhan seperti sembako akan menjadi naik. “Dari sisi supply Ini karena banyak perusahaan yang mengurangi produksinya dan dari sisi demand karena banyaknya permintaan masyarakat akibat kebijakan social distancing atau karantina wilayah. Ditambah, ada sebagian masyarakat yang panic buying dengan membeli kebutuhan pokok dengan jumlah yang besar,” paparnya.
Diskusi ini juga mengajak memberi kesempatan pemirsa BAZNAS TV untuk mengirimkan pertanyaan yang dibacakan pada akhir sesi. Pemirsa antusias menyimak dan beberapa mengirimkan pertanyaan. Dan pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab oleh para nara sumber.
“Mudah-mudahan diskusi daring ini dapat memberikan manfaat dan penjelasan kepada masyarakat serta dapat memberikan saran masukan bagi pemangku kebijakan dalam menyikapi dampak penyebaran wabah Covid-19,” ungkap Miqdam Hasri selaku moderator kegiatan pada saat penutupan kegiatan.