REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat terus memantau pelaksanaan penyemprotan disinfektan di 5.312 desa yang tersebar di 27 kabupaten/kota dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19. Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi, sesuai instruksi Gubernur Ridwan Kamil gugus tugas penanggulangan Covid-19 harus dibentuk dari level provinsi, kabupaten/kota, hingga desa.
“Di Jabar ada 5.312 desa, tiap desa punya yang namanya Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19. Mulai hari Ahad kemarin, gugus tugas di desa telah melakukan penyemprotan disinfektan,” ujar Dedi, Kamis (2/4).
Dedi mengatakan, pemerintah pusat telah mengizinkan pemerintah desa menggunakan dana desa untuk menanggulangi Covid-19 termasuk dengan melakukan proses penyemprotan disinfektan. Tempat yang disemprot selain rumah-rumah warga, juga tempat publik seperti kantor desa, Puskesmas, Posyandu, tempat ibadah, serta area publik yang lain.
Desa sendiri, kata dia, yang menyediakan alat serta cairannya dari dana desa. Alatnya pun, bermacam-macam. Ada yg pakai alat pertanian, alat semprot mobil, bahkan ada warga yang inisiatif menyemprot rumahnya sendiri. "Ini patut diacungi jempol,” katanya.
Setiap hari, kata Dedi, laporan terus masuk ke DPM Desa kabupaten/kota dan diteruskan ke provinsi. “Saat ini penyemprotan masih berlangsung. Mudah-mudahan pekan pertama di bulan April ini bisa selesai,” katanya.
Dedi berpesan, meski rumah dan lingkungannya sudah disemprot disinfektan, bukan berarti warga sudah terbebas dari ancaman Covid-19. Kewaspadaan harus tetap diutamakan. “Jangan sampai setelah rumahnya disemprot disinfektan, warga sudah merasa aman. Waspada tetap harus dipelihara,” kata Dedi.
Penyemprotan disinfektan di 27 kabupaten/kota mendapat supervisi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Disinfektan yang dipakai menyemprot untuk COVID-19 ini yang jenis permukaan, atau bukan langsung disemprot ke tubuh manusia.
Sementara menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti, disinfektan permukaan biasanya dipergunakan untuk menyemprot area yang mungkin menjadi sumber infeksi seperti ruang publik, ruang perawatan, laboratorium, klinik. “Jenis desinfektan kebanyakan jenis klorin, lysol, cairan pemutih, dan sebagainya. Tetapi sekali lagi bukan untuk langsung dikenakan ke tubuh manusia,” katanya.
Selain penyemprotan disinfektan berbasis desa, kata dia, Pemprov Jawa Barat juga bekerja sama dengan banyak pihak untuk memastikan virus melalui droplet tidak menempel di ruang publik yang lain. Pemprov Jabar, bersinergi dengan Polda Jabar - TNI melalui sebuah kampanye bernama “Dari Jawa Barat untuk Indonesia Melawan Korona”. Penyemprotan disinfektan menggunakan armada khusus milik TNI dan Polri serentak di 27 kabupaten/kota Selasa (31/3).
Menurut Karo Ops Polda Jabar Kombes Pol Stephen S.Ik, jumlah lokasi yang akan dilakukan penyemprotan disinfektan di wilayah hukum Polda Jabar adalah 754 lokasi, dengan jumlah personel yang terlibat sekitar 8.813 personel gabungan, terdiri dari Polri 3.715 personel, TNI 1.390 personel, Pemda 2.352 personel dan unsur lain 1.356 personel.
Jumlah kendaraan yang dipakai 2.101 unit di antaranya 43 mobil Armoured Water Cannon dan 110 Mobil Damkar. Sementara jumlah peralatan pendukung 917 peralatan dan jumlah disinfektan 1.354.765 liter.
Selain dengan TNI - Polri, Pemda Provinsi Jawa Barat juga bekerja sama dengan organisasi kepemudaan seperti KNPI yang mengembangan drone disinfektan dan akan disebar di 27 kabupaten/kota dalam waktu dekat ini. Dalam pelaksanaannya, drone disinfektan akan dioperasikan oleh Patriot Desa yang tersebar di pelosok desa dan sudah dilatih.