REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Organisasi paramedis, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Ternate bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Maluku Utara (Malut) melaporkan akun Facebook atas nama Sukri Idrus ke Polda Malut. Karena dinilai menghina profesi tenaga kesehatan dalam penanganan COVID-19.
Kabid Humas Polda Malut, AKBP Adip Rodjikan membenarkan, pelaku bernama Sukri Idrus saat ini tengah menjalani pemeriksaan terkait postingannya yang diduga menghina dua organisasi kesehatan dalam penanganan wabah virus COVID-19 di Malut.
"Penyidik tengah memeriksa pelaku terkait dengan postingan di akun atas nama Sukri Idrus itu, karena menghina dua organisasi profesi kesehatan ke Direktorat Kriminal Khusus (Ditkrimsus) Polda Malut," kata Adip, Kamis (2/4).
Maka itu, Polda Malut meminta kepada seluruh masyarakat untuk bijak menerima informasi terutama terkait dengan penanganan terhadap kasus covid-19 dan percayakan kepada pemerintah.
"Kami terus memantau berbagai informasi yang berkembang di medsos, terkait dengan penanganan wabah virus corona, terutama yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah," katanya.
Sementara itu, Ketua PPNI Kota Ternate, Chandra Makassar, SKep,Ns saat dikonfirmasi mengakui, tugas perawat dan bidan terutama dalam penanganan COVID-19 sebagai garda terdepan, sehingga, postingan pelaku Sukri Idrus sangat melecehkan tugas-tugas perawat dan bidan.
"Memang pelaku telah datang dan menyampaikan permintaan maaf, tetapi secara organisasi kami tetap laporkan bersangkutan ke Polda Malut untuk diproses hukum, sehingga ada efek jera," kata Candra.
Sedangkan, Ketua IDI Malut, Hj Rosdiana Turuy mengakui, postingan pelaku Sukri Idrus membuat seluruh bidan merasa tersinggung dan membawanya ke jalur hukum. Dia menyatakan para bidan di rumah sakit memiliki tugas mulia dan tanggung jawab besar dalam bidang kesehatan, bahkan mereka harus hidup di pelosok daerah terisolir, tetapi pelaku sangat tidak berperasaan dengan kata-kata yang dimuat melalui akun facebook tersebut.
Dalam akun milik pelaku tertulis, "Banyak cerita medis di medsos yang konon katanya berjuang/cegah melawan COVID-19 di wilayah Maluku Utara, emangnya udah berapa banyak orang yang meninggal karena corona? Terus yang berkoar-koar perawatlah, kebidananlah bikin status sana sinilah biar bangga dilihat orang gitu, hei dokter aja nggak banyak ngomong soal COVID-19, kapasitas anda itu hanya mengurus pasien bersalin. Terus lebihnya paling luka-luka kena benturan itu aja ko malah ambisi dokter, heran."