REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH -- Dinas Pendidikan Dayah Aceh menyarankan kepada seluruh pimpinan dayah (pesantren) di Provinsi Aceh untuk melaksanakan proses pengajian secara daring (online), di tengah mewabahnya Covid 19 yang mengharuskan aktivitas santri di dayah ditiadakan.
"Meminta kepala dinas dayah kabupaten/kota memfasilitasi kegiatan pengajian virtual santri dari rumah secara daring dengan berbagai opsi teknologi informasi yang tersedia di wilayah masing-masing," kata Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh Usamah El-Madny di Banda Aceh, Kamis (2/4).
Dia menjelaskan Pemerintah Aceh telah meliburkan aktivitas belajar mengajar di sekolah dan dayah dalam upaya mengantisipasi penyebaran Covid 19, sehingga waktu santri yang lebih banyak berdiam diri di rumah tersebut perlu dimanfaatkan untuk tetap mengaji secara daring.
Ia merekomendasikan alat mengaji secara daring yakni melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting. Katanya, alat itu juga kini digunakan Pemerintah Aceh dan Dinas Pendidikan Dayah Aceh untuk melakukan rapat jarak jauh.
"Melalui aplikasi gratis ini, para santri yang berada di rumah dapat dengan mudah mengikuti pengajian dengan para guru di dayah dari tempat masing-masing sesuai jadwal yang ditetapkan dengan jumlah peserta pengajian di atas 100 orang lebih per sesi," katanya.
Usamah menilai metode pengajian dengan video conference itu sangat mungkin dilakukan pimpinan dayah di Aceh, mengingat media pendukung untuk aplikasi Zoom Cloud Meeting itu dimiliki oleh dayah dan santri, seperti telepon pintar (smartphone), android, dan komputer.
Kemudian, kata dia, aplikasi tersebut juga gratis dan dapat diikuti sekitar 100 orang dalam satu sesi pertemuan. Meskipun bukan suasana pengajian seperti biasanya, tetapi melalui aplikasi itu guru dan santri dapat berinteraksi secara langsung untuk belajar mengajar.
"Pengajian secara virtual ini sekaligus pesan verbal kepada semua pihak bahwa santri juga paham dan sangat menguasai teknologi informasi," katanya.
Menurut dia, jika para pimpinan dayah di Aceh sepakat untuk menggelar pengajian secara daring maka situasi libur pengajian di dayah karena darurat Covid 19 bukan menjadi satu masalah.
"Melalui teknologi informasi dimaksud santri dayah Aceh dapat terus mengikuti proses pengajian sekalipun tidak berada di lokasi dayah dan berada di tempat yang berbeda-beda," katanya.
“Kami meminta dinas dayah kabupaten/kota mengkomunikasikan wacana ini dengan baik kepada para pimpinan dayah di daerahnya. Ini sangat mungkin dilaksanakan karena aplikasinya gratis, teknologinya sederhana dan para santri sangat menguasainya," katanya.