REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perkembangan reaksi masyarakat atas wabah Covid-19 dari hari ke hari menunjukkan kecemasan yang cenderung meningkat. Mulai takut karena tetangganya ODP, sampai penolakan jenazah pasien Covid-19 atau pasien PDP.
Warga yang menolak jenazah pasien Covid-19 bahkan berani berkonflik dengan petugas-petugas Polisi yang mengawal pemakaman. Selain warga, kecemasan bisa dialami tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan penanganan pasien Covid-19.
Risiko, kondisi kerja, kelangkaan Alat Perlindungan Diri (APD) sampai kasus penolakan warga kepada tenaga kesehatan yang kos atau kontrak di lingkungan mereka. Padahal, sekali lagi, mereka garda terdepan penanganan Covid-19.
Untuk membantu warga maupun tenaga kesehatan atasi kecemasan, Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) membuka Layanan Dukungan Psikososial (LDP) psikolog. Layanan berupa konsultasi psikologi secara daring lewat WhatsApp.
Ada 60 psikolog berbagai universitas, lembaga dan individual yang ditugaskan layani warga dengan jam-jam konsultasi yang sudah ditentukan. Mereka bekerja di bawah Koordinasi Ratna Yunita, psikolog Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Nita mengatakan, kecemasan-kecemasan seperti itu memang bisa menimbulkan tekanan dan bisa mengganggu mental seseorang. Kemudian, dalam jangka waktu yang lama kondisi tersebut bisa memberikan pengaruh terhadap imunitas tubuh seseorang.
"Informasi hoaks itu dapat meningkatkan kecemasan warga, bahkan bisa membuat warga salah mengambil sikap. Ujung-ujungnya bisa membahayakan. Diharap warga selektif menerima informasi," kata Nita, Jumat (3/4).
Kepada warga yang ingin konsultasi dapat menghubungi admin LDP MCCC melalui WhatsApp di 0878-3885-8381 (Nita), 0878-9469-6641 (Dewi) dan 0882-1661-8700 (Khotim). Kemudian, tinggal mengisi form yang disediakan untuk konsultasi.
Setelah mengisi form, konfirmasi ke admin dan admin akan menghubungkan warga dengan psikolog yang bertugas sesuai jadwalnya melalui kontak WhatsApp. Ia menegaskan, konsultasi psikologi gratis itu efektif mulai 1 April 2020.
"Akan berlangsung hingga akhir September 2020. Kami berharap upaya ini dapat memberikan sumbangsih mengurangi beban warga dalam menghadapi situasi krisis akibat wabah Covid-19 ini," ujar Nita.