Senin 06 Apr 2020 06:19 WIB

Dampak Covid-19, Petani Bunga Sukabumi Alami Kerugian Besar

Larangan pernikahan karena pandemi corona membuat permintaan bunga menurun drastis.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Gita Amanda
Petani bunga mengalami kerugian, karena permintaan bunga menurun drastis akibat pandemi corona. Foto ilustrasi petani bunga.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Petani bunga mengalami kerugian, karena permintaan bunga menurun drastis akibat pandemi corona. Foto ilustrasi petani bunga.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Petani bunga di Kabupaten Sukabumi mengalami kerugian besar akibat terdampak pandemi Covid-19 atau corona. Sebab saat ini permintaan bunga menurun drastis akibat dilarangnya resepsi pernikahan.

''Petani bunga terpaksa membuang bunganya, dalam seminggu beberapa puluh juta rupiah kerugian yang dialami,'' ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Sudrajat kepada Republika, Ahad (5/4). Ia mengatakan produksi bunga Sukabumi biasanya dipasok ke pasar bunga di Jakarta dan daerah sekitarnya.

Khususnya kata Sudrajat, untuk kepentingan dekorasi resepsi pernikahan. Namun sejak dua bulan terakhir dengan diterapkannya larangan resepsi pernikahan karena mengumpulkan massa banyak maka permintaan bunga menurun drastis.

Intinya kata Sudrajata, pada masa pandemi Corona ini warga tidak membutuhkan bunga sehingga tidak laku di pasaran. Dampaknya bunga dari petani layu dan harus dibuang.