Senin 06 Apr 2020 19:58 WIB

Bangkai Anak Gajah Ditemukan di Hutan Aceh

Anak gajah diduga berusia satu tahun enam bulan,mati sebulan lalu.

Anak gajah. ilustrasi
Foto: Antara/Sofyan
Anak gajah. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyatakan seekor anak gajah (Elephas maximus sumatranus) ditemukan menjadi bangkai di kawasan Peunaroen, Kabupaten Aceh Timur. Penemuan bangkai anak gajah tersebut berdasar laporan masyarakat.

"Bangkai anak gajah tersebut ditemukan di kawasan hutan produksi," kata Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto, Senin (6/4).

Baca Juga

Agus Arianto menyebutkan hutan produksi yang menjadi tempat penemuan bangkai anak gajah tersebut berada sekitar Dusun Kerung Baung, Gampong Peunaroen Lama, Kecamatan Peunaroen, Aceh Timur. Dia mengatakan kondisi bangkai anak gajah tersebut sudah membusuk.

Anak gajah tersebut diperkirakan berumur satu tahun enam bulan. Anak gajah tersebut diperkirakan mati sekitar sebulan lalu.

Agus Arianto menambahkan tidak ditemukan benda atau tanda mencurigakan di sekitar penemuan bangkai yang menyebabkan kematian anak gajah tersebut. Namun, penyebab kematian anak gajah tersebut belum bisa dipastikan.

"Kami terus berkoordinasi dengan kepolisian terkait proses penanganan kematian anak gajah tersebut," kata Agus Arianto.

Agus Arianto menegaskan gajah sumatra merupakan satwa liar yang dilindungi. Berdasarkan data organisasi konservasi alam dunia, IUCN, gajah sumatra hanya ditemukan di Pulau Sumatra. Satwa tersebut masuk spesies terancam kritis dan berisiko tinggi untuk punah di alam liar.

"Kerusakan habitat gajah dapat menimbulkan konflik dengan manusia. Konflik ini bisa menimbulkan kerugian ekonomi dan korban jiwa bagi manusia maupun keberlangsungan hidup satwa dilindungi tersebut," kata Agus Arianto.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement